Pelanggan setia

By Lucy Sunday, September 1, 2019
Kejujuran memang baik, kita dituntut untuk bisa selalu jujur, terutama dalam berhubungan antar sesama. Baik hubungan suami istri, orang tua - anak atau persahabatan antar teman. Namun ada kalanya, kita tidak perlu jujur, jika itu membuat orang yang kita sayangi sebagai teman, pacar, istri atau orang tua kita bisa tetap bahagia. Karena dengan kejujuran kita, kita bisa merengut kebahagian mereka, yang kita sayangi. Oleh karena itu, ada kalanya tidak perlu jujur, supaya mereka jangan tersakiti dan kecewa. Inilah yang menjadi kisah yang menarik untuk di bagi.

Nama saya jimi (26 thn), Asal medan, dan Besar di kota Jember karena Orang tua berdomisili Di Jember, saya telah bekerja di sebuah perusahaan di Surabaya, Selepas lulus kuliah. Karena masih bujang, saya sering menyalurkan Hasrat seksual dengan menyewa WP, wanita panggilan, suka yang kinyis-kinyis, kadang ayam abu2, atau ayam kampus. Saat itu saya Kost didekat tempat kerja saya, satu kamar mandi di dalam, hanya 5 menit menuju Kantor. Dan kost tersebut bebas, membawa pasangan atau Wanita, saya sering membawa wanita panggilan ke kamar saya, setelah saya eksekusi diluar, di hotel dan merasa cocok dari segi seksual, seperti bodinya, sepongannya, mekinya yang legit dan menggigit namun yang terpenting sikapnya yang ramah. Diantara adalah bunga (SMU), Yuni (WP-High class) dan seorang SPG High Class-rokok (Djarum), Si Dara.

Hanya ketiga wanita ini yang sering saya bawa ke kost. Ketiga wanita ini yang sering ku booking semalam di kamar, Bunga karena mekinya yg sempit, Yuni karena sepongan dan Togenya, dan Dara karena tubuhnya yang menggoda khas SPG cantik. Dari ketiganya yang paling mahal adalah Dara yang 3 juta permalam. Teman2 akrab ku Daniel, Faisal dan Ridwan sudah tahu kelakuan ku. Daniel dan Ridwan Sudah menikah dan faisal bertunangan. Bukannya sombong, karena IPK ku saat lulus 3,69. Maka aku bisa diterima di sebuah perusaan ternama, sehingga penghasilan ku lebih dari cukup. Hanya Daniel yang bekerja di bank, namun itu belum mendekati seperempat penghasilan ku. Sampai saat itu, aku sering di sindir mereka, bahwa sudah saatnya Nikah, terutama Daniel dan Ridwan yang menyuruh ku meniru faisal yang segera menyusul mereka menikah.

Hubungan ku dengan Yuni, WP yang sering ku booking harus segera finish, selesai, ia mengatakan akan pulang kampung untuk menikah, karena itu, aku pura2 sedih dan mengatakan bahwa aku sulit cari wanita pengertian macam dia (padahal bukan dia saja). Yuni kemudian berkata, bahwa Teman se kost yang masih kuliah, butuh duit, buat biaya kuliah, juga karena sebentar lagi Skripsi, dia tahu Yuni bekerja sebagai WP dan menyuruh Yuni mencari Pria yang Royal, terutama tidak kasar, karena ini adalah pertama kalinya ia menjajakkan diri. Jadi Yuni menawarkan temannya tersebut untuk ku, menggantikan dirinya. Namanya Dena, Asli kota Jember (sama dengan kota aku tumbuh dewasa), aku tertarik karena yuni berkata, inilah pertama kali Dena menjajakkan diri, menjual diri meski kata Yuni, Dena berkata sudah sering melakukan hubungan intim dengan tunangannya. Aku kemudian menyetujuinya, dan Yuni bertanya kapan aku mau membooking teman kostnya. Dan ku katakan Hari jum’at atau Sabtu, malam minggu ku hubungi Dena, setelah meminta nomor HP si Dena. Kami (aku dan Yuni) melakukan hubungan sex pada rabu malam itu untuk terakhir kalinya, lebih lama dari biasanya sebagai perpisahan karena besok pagi, hari kamis, Yuni sudah harus ke Stasiun Gubeng, utk pulang kampung (Tasik), menikah dengan tunangannya.

Hari jum’at siang ku telpon Dena untuk membookingnya, namun ia masih ragu2 untuk melakukannya. Dena minta waktu untuk berpikir, nanti dihubungi lagi oleh Dena kembali. Dalam hati, mungkin ini pertama kalinya, maka dia ragu2 atau ini hanya triknya untuk menaikkan tarifnya yang 3 juta permalam. Aku tidak akan menaikan tarifnya sebelum melihat “barangnya”, karena dari informasi Yuni, dena bertubuh tinggi, putih rambut lurus, bokong bulat dan padat, namun Toketnya tidak segede Yuni. Jika benar, seperti yang Yuni katakan maka wajar jika 3 juta, padahal Yuni sendiri Cuma 2 Juta semalam. Terpaksa sabtu siang, ku garap bunga, si ayam abu2 di kost. Hari senin – Rabu seperti biasa, disibukkan dengan pekerjaan saat aku pulang sore hari ke kost dan mandi, ku dengar HP berbunyi, tanda SMS masuk, namun karena penuh sabun, ku teruskan mandi ku, sampai selesai baru aku keluar, rencana ku habis mandi mau makan diwarung depan.

Selesai mandi ku lihat satu pesan masuk dari Dena; “Ok.... kita ketemu di Taman bungkul jam 8, mlm ini, tetapi belum tentu aku setuju loch mas” Sms Dena. Singkatnya, setelah makan aku meluncur ke taman bungkul, kontek dengan HP dan bertemu mereka, dan Dena persis seperti yang Yuni katakan, kayaknya 4 juta semalam pun, aku tidak keberatan dengan wanita cantik ini, tinggi, mulus dan memang, bokongnya bulat dan kencang tercetak pada celana Jeans birunya, lehernya begitu jenjang dan halus. Kami kemudian berkenalan dan Dena terlihat ramah, anggun dan sungguh menarik. Kami bertiga, aku, dena dan temannya duduk disebuah warung yang banyak berjejeran di belakang taman bungkul. Ku persilahkan mereka memesan makanan, dan aku harus memesan makanan juga meski sudah makan, jangan sampai membuatnya tidak nyaman, bisa buyar rencananya.

Selama makan, aku bersikap biasa saja, jangan terlihat ngiler sama kecantikannya, tetapi sekaligus tidak terkesan cuek atau sombong. Mencoba bersikap cool, dan di sela-sela omongan kami, Dena kemudian berbisik pada temannya setelah kami selesai makan, tak lama kemudian temannya pamit pulang. Aku tahu saat itu Dena telah setuju, karena ia tidak pulang bersama temannya. Namun aku mencoba membuatnya nyaman, tidak terkesan rakus, ingin cepat-cepat menimati kemolekkan tubuhnya. Juga belun ada persetujuan darinya.

“Liat sulap jalanan yu’k didepan”kata ku, mengajak Dena melihat atraksi sulap jalanan di bagian depan taman bungkul. Setelah membayar makanan, kami berjalan dan ditengah jalan, saat ramai, ku coba menggandengnya seakan menjaganya tetap didekat ku. Dena melirik dengan senyumannya, dalam hati “aman bro”. Kami kemudian melihat atraksi sulap kartu, membengkokkan sendok, memasukkan paku ke hidung dll. Dena berdiri di Depan ku, dan aku dibelakangnya, memegang pinggulnya dan menghirup wangi tubuhnya didekat telinga dan rambutnya.

“Kita ke tempat ku sekarang ya cantik” kata ku, karena sudah setengah jam berkeliling. Balasan anggukkan yang pelan sambil menunduk dari dena adalah tanda setuju darinya. Ku gandeng tangannya, menuju sepeda motor ku, dan kami melaju ke Kost ku. Kami singgah Di ATM BCA (narik 4 juta, padahal Dena Cuma 3 Juta semalam, tujuannya buat Tip kalau Dena mantap servicenya), kemudian menuju Kost ku.


PELANGGAN SETIA 2
Ku persilahkan masuk, ku raih tasnya, ku masukkan 3 juta ke dalam tasnya. Dan langsung, ku peluk dari belakang, dan meremas toketnya. Hilang sifat cool ku, muncul nafsu yang terselubung, yang dipaksa sembunyi, tiarap, menunduk dulu sampai saat ini tiba. Tubuh tinggi, besar dan kulit coklat gosong ku, memeluknya dari belakang dan celana ku menyembul karena desakkan nafsu. Ku pegang pinggul dena seperti tadi di taman bungkul. Dengan masih mengenakan pakaian lengkap, ku sodok bongkahan celana ku yang menyembul menghantam pantatnya yang masih tertutup jeans agak keras. Ku tanyakan kenapa baru sekarang Ia menghubungi ku, selain ragu, hari kamis besok dia tidak ada jadwal kuliah, Hari juma’at jadwal jam 1 siang setelah jumat’an jadi malam ini tepat. Sebab malam minggu biasanya dia diapeli tunangannya.

“bokong mu bulat dan montok, cantik, aku ingin mengentot mu seperti ini” kata ku, sambil melakukan seperti gaya doggystyle menghantam pantatnya dengan bagian depan celana ku yang menyembul itu. Tangan ku kini meremas kencang buah dadanya dari luar, memang tidak sebesar Yuni tetapi lebih besar dari bunga dan Dara. Dena menggeliat geli dan risih menerima keusilan ku.
Kemudian ku peluk erat tubuhnya dari belakang ku buka kancing celana jeansnya dari belakang. Dan menarik Resletingnya Turun, ku balikkan tubuhnya menghadap aku, kami berciuman sebentar, ku tarik jeansnya turun sepaha, ku tidurkan di kasur dan menarik lepas Jeansnya. Kemudian celana dalam putih bergaris pinknya menyusul jeansnya ke lantai kamar ku.

“Wahhhh... dicukur ya cantik bulunya” kata ku, setelah membuka pahanya dan kemaluannya terlihat halus dengan bibir tipis kemaluannya, lebih tipis dari punya bunga, dan tanpa “jengger ayam” seperti punya Yuni dan dara (keduanya memiliki sedikit daging bergelambir, “jengger ayam” pada bibir veginya). Kemudian ku buka pakaian ku menyisakan celana dalam, Dena melirik sebentar celana dalam ku yang membengkak dan rebah lagi kebelakang.

Kemudian aku jongkok di selangkangan Dena, mengangkat kedua pahanya pada bahu ku sehingga kemaluannya tepat di mulut ku dan ku sibakkan dengan jari dan lidah ku langsung menyentil klitorisnya.”aduhhhh... mas geli !” kata Dena sambil kedua tangannya menahan kepala ku. Namun ku teruskan makin cepat, Dena terus merintih geli berulang2 sampai di jepit kepala ku dengan kedua pahanya, dan kepala ku ditahan pada kemaluannya dengan kedua tangannya, sampai bokongnya terangkat dari kasur, Kaku badannya.

“Ahhh..... masss !! “ Dena memekik meraih Orgasmenya, dan aku ? wajah ku belepotan menerima semprotan maninya. Ku buka kakinya, lap wajah ku dengan celana dalamnya. Ku dudukkan ditepi ranjang dengan menarik pelan kedua tangannya. Ku buka baju atasnya dengan dibantu tangannya melepas BH-nya.

“gantian sayang... kamu emut punya ku” kata ku, sambil meremas buah dadanya kemudian melepas celana dalam ku. Lalu aku mendekat ke wajahnya.

“aku belum pernah mas !” kata Dena. Namun ku katakan, punya lelaki lebih bersih dari Wanita dan Dena Pasti menyukainya. “Coba kocok dulu sayang dengan tangan mu” kata ku, sambil meraih tangannya.

Dena kemudian mengocok pelan setelah tangannya ku letakkan pada manuk, burung ku. Dia sempat cemas dengan ukuranya yang melebihi genggamannya, namun memandangnya terus tanpa beralih, kelihatan Dena takjub dengan ukurannya.

“lebih gede dari punya tunangan ku, sakit nanti ini” katanya, bahwa manuk ku lebih besar dari punya tunangannya. Dena kemudian mengocok dengan kedua tangannya sampai cairan bening keluar di kepala manuk ku. Di usap dengan jarinya cairan bening itu, melingkar di kepala burung ku, membasahinya sehingga makin mengkilat, kepalanya berwarna merah tua kecoklatan. Dengan ragu2 ia mencium baunya.

“ayo sayang.... jangan ragu” kata ku, berharap ia segera mengulum kepala manuk ku. Dan di buka mulutnya dan mengulum sekali dan wajahnya berubah menjadi masam seperti habis mengecap rasam asam kecut buah jeruk.

“Jangan ludah di celana dalam mu, tetapi di batang manuk ku sayang”kata ku, mencegahnya meludah di celana dalamnya. Dena kemudian meludah di pangkal batang hitam manuk ku dan mengelus rata dengan kedua tangannya. Kembali di di emut kepala manuk ku, di ludah lagi ke pangkalnya, dilakukan berulang-ulang dan kini sepertinya ia terbiasa, tidak ingin ku masukan semuanya, manuk ku karena ini pertama kalinya dan tidak ingin membuatnya tidak nyaman.
“Lidah mu sayang.... usapkan pada kepalanya”kata ku, dan dena melakukannya, diusapkan dan Dena melihat reaksi kenikmatan yang ku rasakan karena lidahnya, Dena kemudian melepas emutannya pada manuk ku dan tersenyum sebentar pada ku, dan melanjutkan lagi Blowjob, karaokenya lagi. Dengan cepat setelah lidahnya ikut berpartisipasi, burung ku sudah keras seperti kayu.

Ku angkat tubuhnya dan ku balikkan nungging dengan bertumpu pada lutut di tepi ranjang. “sudah ku kataan bukan, ingin mengentot mu seperti ini” kata ku. Dadanya telungkup rata dengan kasur sehingga bokongnya yang bulat dan padat itu mein menungging, melihat kemaluanya yang berbibir halus dan mungil, sudah ku bayangkan, nonoknya pasti rapat. Ku usapkan kepala manuk membuka celah mungil itu dan ku tekan pelan masuk kepalanya, sangat sempit seperti perawan. Namun Dena menarik pantatnya dan terjatuh di kasur.

“gede masss...perihh! kata Dena yang telungkup di kasur. Ku katakan akan pelan dan menariknya kembali ke posisi semula, namun sama saja, begitu kepala manuk ku mulai membelah masuk, Dena menarik bokongnya maju dan terlepas lagi.

Karena sudah tidak tahan ingin cepat mengentotnya, ku ambil bantal dan ku letakkan tepat dilantai, dan ku turunkan lututnya bertumpu pada bantal, pahanya mengganjal tepian ranjang, bokong menungging sempurna keluar dari bibir ranjang dan perut sampai dada, rata diatas kasur. Ku tekan punggungnya kebawah, sehingga ia tidak bisa bergerak maju lagi dan ku bimbing manuk ku dengan tangan kanan ku, membelah bibir kemaluannya untuk ketiga kalinya.Begitu masuk kepala manuk ku, Dena menggeliat namun tertahan tubuhnya kali ini dengan tangan kiri dan tidak bisa maju karena terganjal kasur.

“tahan sayang...sebentar lagi” kata ku, dan ku kumpulkan tenaga pada pangkal selangkangan ku dengan mengeraskan ototnya dan ku dorong masuk lagi, ia mendongkak ke atas dan merintih.
“aduhh.... masss...!!!” kata Dena, menerima sodokkan ku yang lebih lama, pelan namun bertenaga masuk membelah kemaluan dengan bibir mungil, dan rapat ini. Sampai setengah batang manuk ku masuk.

“tunangan mu memang kecil manuknya, tetapi nonokmu bisa ladeni yang gede” kata ku, karena merasakan belum sampe mentok, meski sempit nonoknya Dena, sudah setengah masuk membelah kemaluannya. Setetengah manuk masuk, adalah batas maksimal kemampuan Bunga, bokingan Ayam Abu2 menampung manuk ku. Kembali ku dorong bokong ku maju mengantar manuk ku masuk membela kemaluan Dena lebih dalam.

“massss...sesakkkkkk.... aduhhhh suekkk mass !” kata Dena, seakan merasakan betapa sesak dan penuhnya manuk ku, seperti merobek kemaluannya. Dan memang ku rasakan, sangat sempit, bedanya dengan perawan, hanya tidak ada darah kali ini. Dan akhirnya hanya 2-3 centi manuk ku tidak bisa masuk terganjal bokong montoknya.

Ku diamkan sebentar dan menarik keluar setengah, bibir tipis kemaluan dena terbuka dan ikut tertarik keluar. Kemudian ku dorong pelan lagi, bibir tipis kemaluannya iut terdorong masuk, dan ia melenguh lagi mengikuti sodokan pelan ini. Ku ulangi lagi dan kira2 ketujuh kalinya sodokkan pelan ku masuk, langsung manuk ku menerima semprotan, menyembur cairan hangatnya, Dena Orgasme dengan wajah terbenam dalam kasur ku. Ku tahan pinggulnya dan tetap ku lakukan beberapa kali gempuran, sodokkan pelan berulang-ulang dan ia kembali orgasme lagi, kemaluannya kini sudah berkedut pelan. Saat ia orgasme lagi inilah, ku genjot sedikit cepat, kedutannya kemaluannya makin cepat, setelah awalnya tidak berkedut, kemudian berkedut pelan, kini makin bergerak, berkontraksi daging basah itu.

Memberi rangsangan hebat bukan saja pada batang manuk ku tetapi terutama kepalanya, yang dipilin daging hangat dari kemaluan Dena. Makin lama makin cepat dan; “massss lagiiii looooo !” Kata dena, mengatakan ia akan kembali Orgasme untuk kesekian kalinya.” Iyaaaa sayangggg masss jugaaa” kata ku, merasakan sebentar lagi akan meledak didalam kemaluan sana Sperma ku.
Dan “Ahhh....ooohhh..ahhhh oohhhh !” Suara kami bersahutan, mengiring orgasme kami bersama-sama.