Jin Dildo

By Lucy Saturday, August 3, 2019
Sore.. sekitar pukul enam-an di gedung perkantoran berlantai 20 itu terlihat mulai lengang..
Banyak karyawan kantor sudah pulang.. yang tersisa hanya mereka yang lembur, Satpam yang menjaga gedung dan para petugas kebersihan yang menyelesaikan pekerjaannya.



Zuhri adalah salahsatu diantaranya. Ia adalah office boy yang bekerja di kantor itu.
Ia sedang mengumpulkan sampah-sampah di lantai 12 ke dalam bak sampah dorong sambil bersiul-siul kecil.

Ketika sedang bersih-bersih di sebuah ruangan yang disekat partisi, matanya diam-diam mencuri pandang pada seorang gadis cantik yang sedang sibuk di depan komputernya sambil mengobrol lewat ponselnya.

Gadis itu bernama Arline, 24 tahun, salahsatu staff accounting di perusahaan asuransi yang terletak di lantai 12 itu, saat itu ia sedang menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi.

Sudah sering Zuhri melongo dan menelan ludah karena pesona kecantikan Arline, apalagi gadis itu sering memakai baju seksi di kantor.

Hari itu Arline memakai kemeja putih lengan pendek di balik blazernya dipadu rok biru tua yang menggantung sejengkal di atas lutut.

Pahanya yang ramping dan mulus itu dibungkus stoking transparan yang senada dengan warna kulitnya.
Zuhri merasakan celananya semakin sesak saja ketika lewat di depan gadis itu yang tersenyum basa-basi padanya.

"Idiihhhhh.."

Wajah Zuhri mendadak berubah saat ia memalingkan wajahnya ke depan, Mpok Minah tersenyum lembut kepadanya, kemungkinan besar Mpok Minah Naksir berat pada Zuhri..

Wajah Mpok Minah yang berbanding terbalik dengan Arline, bagaikan langit dan bumi, bagaikan hitam dan putih, Yin and Yang..
membuat Zuhri bergidik membayangkannya

"Nasib.. nasib.. barang bagus tapi cuma bisa dipelototin aja..!" keluhnya dalam hati.

Zuhri merasa bagai pungguk merindukan bulan, tentu saja dengan tampang yang jauh di bawah standar, wajah ndeso dengan bibir tebal.. juga kocek yang untuk menghidupi diri sendiri saja kadang setengah mati, mana mungkin bisa mendapatkan gadis cantik berpendidikan seperti Arline.

Di usianya yang sudah menginjak 31 tahun, Zuhri belum pernah berpacaran, karena sifatnya yang pendiam dan susah bergaul itu.

Paling banter dulu di kampungnya pernah dekat dengan seorang gadis, tapi gadis itu pun akhirnya menikah dengan pria lain pilihan orangtuanya.

Ia ke ibukota untuk mengubah nasib dengan mendapat uang lebih banyak tapi nyatanya seperti lagu 'siapa suruh datang Jakarta..'.

Ia menghela nafas pelan sambil membuka bak sampah dorongnya dan menuangkan sampah dari tong sampah dari bawah sebuah meja.

Sebelum menutup kembali tutup bak sampah itu, mendadak matanya tertumbuk pada sebuah benda berwarna merah mencolok.

"Eh apaan tuh..?" tanyanya dalam hati.

Zuhri meraih benda itu dari antara tumpukan sampah-sampah lain.. ternyata adalah sebuah dildo berbentuk aneh.. ujungnya berbentuk kepala babi.
Batangannya yang sepanjang kurang lebih 25cm terbuat dari bahan karet yang lembut.

Wew.. kok bisa ada barang ginian di sini ya..? pikirnya aneh.

Setelah membersihkan ruangan itu.. Zuhri tidak segera turun ke bawah..
Ia ke ruangannya terlebih dulu untuk minum dan istirahat sebentar.

Dinyalakannya TV kecil di ruangan itu..
Di TV nampak Grace Natalie sedang mewawancarai Ali Muchtar Ngadalin.. anggota DPR yang pro UU Pornografi.

Kapan gua diwawancara sama Mbak Grace ya..!?
Katanya dalam hati menatap wajah cantik salahsatu pembawa berita favoritnya itu.

Ketika iklan, Zuhri mengeluarkan dildo aneh tadi dari saku celananya dan diamat-amatinya sejenak.

"Hehehe.. jangan-jangan punya si nenek sihir Selmy itu.."

Ia nyengir-nyengir membayangkan Bu Selmy, salah seorang staf senior yang galak dan suka ngomel-ngomel terhadap siapapun yang kerjanya tidak sesuai keinginannya.. ya, namanya juga perawan tua, mau apa lagi coba?

Iseng-iseng Zuhri menekan tombol yang terletak di bawah dildo itu dan..
Bbbzzzzz..! Benda itu pun bergetar.

"Weis.. masih jalan, lagi..!"

Namun tiba-tiba getaran benda itu makin keras saja seperti alat pengebor jalan.. sehingga Zuhri pun sampai kaget dan benda itu terlepas dari genggamannya saking kuatnya getarannya.

Ketika jatuh ke lantai.. Bles..!
Tiba-tiba seberkas cahaya yang sangat menyilaukan membuat Zuhri tidak kuat hingga harus menutup matanya dengan kedua tangan.

"Buset..! Alamak.. apaan nih..!?" ia sampai jatuh ke lantai karena kaget.

"Huahahaha..!" tiba-tiba terdengar sebuah suara tawa.

"Heh.. sapa lo..? Mahluk apaan lo..!?"
Zuhri melongo dan menunjuk-nunjuk pada pria berkostum aneh yang muncul di hadapannya itu.

Pria kurus tinggi itu memakai kostum yang eksentrik.. sebuah setelan ketat yang dadanya terbuka, sehingga menunjukkan bulu-bulu dada dan tulang-tulang yang tercetak di kulitnya.. juga memakai topeng merah dan kacamata hitam yang menutupi sebagian wajahnya.. hanya bagian mulut yang terlihat yang dihiasi kumis dan jenggot tipis.

"Wahahaha.. kenalin..! Gua Jin Dildo.. hahaha..!" pria aneh itu memperkenalkan diri tanpa berhenti tertawa.

"Apa? Jin.. Dildo..? Jadi lu berasal dari barang itu..?"
Tanya Zuhri yang masih terheran-heran sambil memandang dildo babi yang tergeletak di lantai.

"Yo'i.. tepat sekali, kaya jin lampunya Aladin itu loh.. cuma kalau gua dari dildo..!" jelasnya.

Zuhri mencubit-cubit pipinya sendiri masih tidak percaya dan mengira ini hanyalah mimpi.
Bisa-bisanya di jaman serba komputer begini ada jin-jinan, jin dildo pula, benar-benar konyol, sehingga ia belum mempercayai pengelihatannya sendiri.

Dengan menggunakan jari telunjuk Zuhri mencoba mencokel belek di sudut matanya, ajib benar, Jin Dildo masih berdiri di tempatnya, berarti ini bukan halusinasi..!

"Karena kamu telah mengeluarkan saya, maka saya juga akan memberikan kamu satu permintaan.." lanjutnya dengan gaya bicara yang aneh.

"Hahaha.. bener nih..? Kalau gitu gua minta duit setrilyun bisa dong..?"
Zuhri masih belum percaya dan memandang sinis pada pria itu.

"Wah-wah-wah.. bukan permintaan seperti itu.." katanya lagi.
"Kalau kamu minta duit, minta jadi penguasa dunia, minta hidup abadi, itu sih saya gak bisa.."

"Yeee.. katanya jin bisa ngabulin permintaan, taunya cuma jin karbitan.."
Zuhri melambaikan tangan dengan wajah sinis pada pria aneh itu.

"Wowowo.. denger dulu dong Coy..! Gua tuh cuma bisa ngabulin permintaan tentang seks..!
Jadi.. fantasi seks setiap orang yang ngeluarin gua, gua sanggup mewujudkannya..!"
Terangnya sambil tangannya ikut bermain seperti pelawak pantomim.

Zuhri bengong menatap pria yang mengaku jin itu. Ia tak percaya mendengar pengakuan pria itu.
Bisa-bisanya dia membual dapat mewujudkan fantasi seks orang yang membebaskannya dari dildo aneh itu..
Ini semua hanya ada dalam dongeng anak-anak.. pikirnya.

"Jadi kamu masih belum percaya? Gimana kalau saya buktikan dulu..?" tantang pria aneh itu.
"Nah.. liat tuh si penyiar berita cantik itu. Kamu pengen kan ngeliat dia ngeseks di depan layar waktu bawain berita..?" tanyanya.

"Wahaha.. pengen bangetlah, tapi cuma mimpi kali yee..!"
Kali ini Zuhri tertawa geli mendengarnya karena hal itu adalah mustahil.

Tekk..!
Jin Dildo menjentikkan jarinya dan senyum lebar di wajah Zuhri segera memudar berganti melongo memandang layar televisi.