Kesedihan Sore

By Lucy Monday, June 3, 2019
Hujan turun sore itu dengan derasnya. Disudut jendela sebuah rumah, tengah duduk seorang gadis dengan tatapan kosong pada titik air hujan yg mulai menggenang di pelataran rumahnya. Dia adalah Nia, seorang gadis mahasiswi PTN semester 2. Dengan wajah yang cantik, rambut panjang, kulit putih, dan tubuh cukup proposional 50/167 kiranya tak sulit utknya mendapatkan seorang pria tambatan hati.
Tapi sore itu terlihat lain, dari jarak dekat dapat dilihat pada sudut matanya menggenang airmata yg siap meluncur basahi pipi halusnya. Seorang cantik sedang merana, cintanya tersangkut di ujung penantian. Ya, Nia sedang jatuh cinta, pria yg beruntung telah dicintai seorang Nia adalah Roy, tapi bukan Roy Martin tentunya. Nama lengkapnya adalah Roy Kanda, seorang mahasiswa semester 6 di kampus yang sama dg Nia namun berbeda jurusan. Roy terbilang cukup keren atau lebih tepatnya bisa dibilang bintang kampus. Banyak cewek yg tergila-gila padanya, tak terkecuali Nia tentunya. Dengan wajah cool, tampan, dan pembawaan yang berwibawa maka patutlah dia menjadi pujaan kaum hawa disana.
Tapi disitulah letak kegundahan Nia. Pria tampan bernama Roy itu tak juga menyatakan perasaannya meski mereka berdua telah berteman cukup dekat.
Sore itu menjadi sore dingin dan penuh kebekuan bagi Nia. Tadi pagi terdengar kabar bahwa Roy telah jadian dengan Sesya. Sesya adalah gadis cantik centil semester 4 dari jurusan sekretaris di kampus itu. Sesya terkenal sebagai gadis kampus yg cantik, seksi, centil, namun jg jutek. Dengan tubuh 50/160, rambut bergelombang, wajah cantik sensual dan dada besar sungguh terlihat sintal menggoda. Apalagi ditunjang dg dandanan dan pakaian yg seksi sehingga selalu terpampang kemolekan dan kemulusannya. Berlawanan dg itu, nuansa jutek begitu kentara. Jiwa kesombongan dan keangkuhan yg direkatkan pada kecantikan telah mampu membuatnya berasa bak bintang. Sedangkan Nia yg terkesan anggun dan rendah hati sering menjadi korban kejutekan Sesya yg merasa tersaingi oleh kecantikan Nia.

Kembali pada kesedihan sore itu, Nia terlihat murung. Bukan dia tak mau menerima salah satu dari beberapa pria yg pernah menembaknya, namun hati berkata lain tentang cinta. Dan dihatinya saat ini hanya ada Roy seorang.
Sore berganti malam hingga waktu tidur Nia pun tiba. Di atas ranjangnya Nia tetap gelisah. Pil pahit seperti tengah ditelannya. Pikiran mencari kepuasan diripun menyeruak. Keinginan menghibur diri. Perlahan ia tanggalkan baju babydoll. Kini terlihat tubuh seksi mulus tergolek diranjang. Tak menunggu lama, Bra tipe 36 dan CD g-string segera ia lepas pula. Dan sekarang terlihat tubuh polos tanpa noda. Begitu seksi ternyata Si Nia. Tak kalah rasanya dibanding keseksian Sesya. Lebih-lebih tatkala terlihat bukit payudara Nia yg ternyata cukup besar membulat indah. Dihiasi puting merah muda khas orisinilitas yg belum pernah terjamah tangan pria. Dadanya begitu seksi, putih, montok, sekal, dan membusung menggoda. Berlahan tapi pasti ia raba sendiri dada ranumnya. Dia remas, raba, dan dipilin putingnya dg penuh perasaan. Mata Nia terpejam menghayati kenikmatan itu. Keningnya berkerut meresapi gairahnya. Sayup mulai terdengar desahan Nia,
"stttt...ehmmm..ehhh",
Mulutnya sungguh terlihat seksi dalam melantunkan desahan itu.
Dengan gemulai satu tangannya menjalar menyusuri perut dan pinggul yang berlekuk bak gitar, kemudian berhenti di gundukan berbelah rapat di pangkal pahanya. Di belainya labia mayora yang juga masih kesat orisinil dan belum tertusuk jarum pria. Suasana lembab pun mulai tercipta nun jauh dibawah sana. Kian lama kian basah akibat belaian tangannya yg mengundang hasrat. Rancau Nia semakin terdengar jelas,
"uhmmm..uhh..stt..ahh..ah..mas royy..uhmm..".
Ya,memang hanya Roy yg memenuhi pikiran dan imajinasinya. Nampaknya Nia telah terjangkit virus asmara yang begitu kuat hingga pengaruhi hati dan pikirannya utk selalu menghayal tentang Roy.
Tak puas hanya bermain di pintu kenikmatan, jari Nia yang lentik menjelajah hingga ke sudut atas lubang surganya. Sesaat dia terhenyak tatkala tonjolan di sudut itu tergosok oleh jarinya. Merasa menemukan kenikmatan lebih dari gesekan pada daerah tersebut, Nia berinisiatif untuk lebih intens pada daerah tersebut. Alhasil, lenguhan keras terlontar dari bibirnya,
"uhhhhh...mmhhh..auhh..ah ah ah..", semakin digosok semakin pula meningkat kegelian dan rasa nikmat yang tak bisa diungkapkan kata-kata. Hingga pada suatu ketika ditemukanlah suatu titik puncak dan membuat Nia gemetar dan mendesah sejadi-jadinya,
"auwhhhh..awhh..stttt..uh uh uh...arghhh..",
Nia gapai orgasme tersebut dengan kepala terdongak dan punggung terangkat tinggi keatas, semenit kemudian Nia limbung bersimbah peluh diikuti nafas memburu yang kian lama kembali teratur. Nia tergeletak lemas diatas tempat tidurnya dengan terpejam seakan mengais sisa-sisa kenikmatan yang baru saja diraihnya.
Nia bukanlah gadis kampus yang binal. Namun sisi privasinya yang manusiawi dalam mencari dan menentukan langkah kenikmatan kepuasan adalah hasrat jiwa.
Sesaat kemudian Nia telah lelap tertidur tanpa busana. Wajahnya terlihat letih namun kerutan dahi yang masih tertinggal menandakan bahwa ia telah merasakan dentuman birahi yang menggelora. Nampak di seprei tepat dibawah pahanya membekas basah karena tetesan cairan kenikmatan yang diraihnya.

Esok paginya..
Pagi ini Nia sudah duduk manis di meja ruang kelasnya. Sekilas melintas Roy di samping kelas Nia dan sempat pula menyapa Nia lewat jendela yang terbuka. Nia tak menggubrisnya, dan Roy pun menjadi bertanya-tanya dalam hati.
Siangnya ketika jeda kuliah, Nia selalu menghindar setiap Roy mendekatinya. Hati Nia terasa telah beku. Hingga saat pulang terlihat Sesya berjalan beriringan bersama Roy kemudian masuk mobil berdua diselingi kecupan Sesya pada pipi Roy, kepedihan semakin menjadi-jadi di hati Nia.
Sore harinya, 10 kali telepon dari Roy direject oleh Nia, bukan dia membenci Roy tapi dia takut berharap terlalu banyak pada Roy.

Hari-hari berlalu, tak terasa sudah 3 bulan Nia tak lagi bertemu dengan Roy. Masa-masa pertemanan yang dekat antara Nia dan Roy seperti telah sirna. Begitu juga Roy juga tengah disibukkan oleh Sesya sesya dan sesya.
Pada suatu siang di hari sabtu, Nia sedang bermain ke rumah Nina, seorang sahabat sekelasnya di kampus. Nina adalah pribadi yang humoris. Sering hadir dalam kemurungan Nia dengan candaan dan humor yang mampu membuat Nia terlupa sejenak pada kepedihannya. Nina adalah gadis energik bertubuh langsing atau lebih tepat disebut kurus 45/160 namun memiliki kelebihan di sisi dadanya yg berukuran 36 dan pantatnya yang bahenol montok sehingga terkesan aneh karena badan kurus dengan onderdil depan belakang penuh. Namun dalam sisi lain ia tampak lebih menggiurkan, apalagi ditunjang paras yang imut dan hidung yang mancung. Sungguh menjadi sebuah daya tarik tersendiri.
Siang itu selagi Nia dan Nina asyik bercanda di kamar atas rumah Nina, tiba-tiba bel rumah Nina berbunyi. Karena penghuni rumah lainnya sedang berkunjung ke rumah neneknya diluar kota, maka Nina sendiri yang beranjak berdiri dari kasur untuk membukakan pintu. Saat Nina melompat dari tempat tidur terlihat dadanya yang besar dan menggantung indah itu bergoyang-goyang. Beberapa menit menunggu, Nia dikejutkan oleh suara cowok,
"hai Nia, udah lama disini?",
Ternyata suara itu adalah suara pacar Nina, Kenji namanya. Kenji adalah teman sekelas Roy dan kebetulan mereka adalah teman dekat.
"hai ken, barusan kok setengah jam yang lalu".
Setelah sedikit berbasa-basi, kenji segera meluncur ke arah laptop Nina diatas meja belajar. Ternyata laptop Nina sedang ada masalah dan butuh bantuan Kenji untuk membetulkannya. Laptop tersebut ngadat saat Nina kesusahan mengoperasikannya. Bisa jadi Nina masih belum familiar dengan OS Linux mint 10 julia di laptopnya yang dipasang oleh Kenji beberapa hari yang lalu.
Sembari Kenji tekun mengerjakan laptop di meja belajar, Nia dan Nina kembali bercanda diatas kasur Nina. Setelah sekitar 30 menit kemudian terlihat Kenji senyum-senyum sendiri di depan laptop.
"say, tahu ga ngadat nya kenapa coba?, nih liat.. kamu ngejalanin 3 film bokep berjalan bersamaan dengan player berbeda, sizenya besar lg, ya tentu aja jadi multi tasking and ngambek tuh laptopnya say !".
Nina yang penasaran segera menghampiri Kenji dan melihat layar laptop yang sedang menampilkan adegan syur. Lama-kelamaan Nina jadi keasyikan nonton dan duduk dipangkuan Kenji sambil melihat laptop. Sekian lama kemudian terlihat Kenji meremas dada Nina yang ada di pangkuannya. Nina sebentar melirik ke arah Nia seakan mengatakan malu, namun Nia memberi isyarat dengan tangannya untuk melanjutkannya.
Kenji berkata pada Nia,
"Nia, maaf nih bikin kamu jadi obat nyamuk, kalau kamu ga nyaman gak papa kamu duduk diluar kamar aja dulu".
Nia menjawab,
"ow gak papa terusin aja, aku disini aja deh".
Sepertinya Nia juga penasaran pada aktifitas kedua temannya tersebut.
Kini Kenji mulai menciumi bibir Nina dengan ganas. Nina juga menyambutnya dengan ganas pula. Sekejap terlihat sebuah adegan panas beberapa meter di depan Nia. Dia bahkan asyik memperhatikan aktifitas itu yang ternyata cukup mendongkrak libidonya. Sedangkan Nina kini telah topless dan terlihat bahwa kenji sibuk mengulum dan menjilat puting Nina yang menjulang indah. Nina mendesah diliputi gemuruh ombak nafsu,
"ahhh..sttt..ken..terusskannn..mhhh..".
Mendapat sinyal positif, kenji semakin berani bergerilya. Beralih menggelitik tengkuk dan telinga Nina dengan lidah dan bibirnya, sambil tangan kirinya meremas dan memilin bukit payudara Nina yang wah itu. Tangan kanan kenji pun tak mau ketinggalan, perlahan tangan itu menjalar menelusup di celah pakaian bawah Nina, meraba dan menerjang. Sekian detik kemudian tampak kini Nina benar-benar bugil tanpa penutup apapun. Begitu membusung dada besar Nina terlihat, dan demikian aduhai bulatan pantat Nina yg mulus terpampang.
Nina segera menuntun kenji berdiri, dan mereka kembali berpagutan bibir dengan panas. Jemari lentik Nina meremas erat tonjolan di selangkangan kenji dari luar celana. Kemudian dia tanpa babibu segera Nina berusaha melucuti pula pakaian Kenji. Sambil tetap berpagutan, tangan Nina sibuk melepas kemeja sekaligus celana panjang Kenji. Sekarang Kenci hanya berpenutup CD saja. Nina nampaknya masih membiarkan kain terakhir itu menutup selangkangan Kenji. Namun Nia yang tampaknya menjadi lebih penasaran akan isinya. Pandangan Nia hanya terpaku pada tonjolan di bawah pusar Kenji. Sekilas nampak Nina menangkap tatapan mata Nia pada selangkangan pacarnya. Seperti hendak pamer, dengan sedikit terburu-buru di pelorotkannya CD Kenji. Sekarang nampaklah batang Kenji menjulang dengan kerasnya. Sesaat kemudian nampak Nina berjongkok dan mengulumnya.

"ehhhmmm...sayangg....terussskann..." Kenji mendesah perlahan.

Demi melihat hal itu, Nia sudah tak kuasa lagi menonton adegan selanjutnya. Dengan terburu-buru ia berpamitan pada Nina,
"Nin, aku pulang dulu, ada sms dari mama nih..." Nia beralasan.
"ehhmmm....iya Nia ati-ati, sori dari tadi dicuekin, tolong kunci pintu dari luar, trus lemparin kuncinya ke sofa lewat jendela" Nina membalas di sela per-karaoke-an-nya.