HARI YANG MENDEBARKAN

By Lucy Friday, June 7, 2019
Hari itu, ketika suamiku hendak berangkat ke kantor, ia bilang akan pulang sekitar pukul 4 sore dengan membawa 2 orang temannya. Tentu saja sebagai istri yang baik, aku mulai menyiapkan hidangan untuk menyambut mereka.

Pukul 3 sore, masakan sudah beres, tinggal menghidangkan di meja makan.
Tetapi karena hawa ibu kota yang begitu panas, aku tak tahan berlama2 di dapur, langsung saja aku pergi kekamar mandi.

Aku tiba2 jengel dengan suamiku yang merusakkan engsel daun pintu kamar mandi, sehingga satu2nya kamar mandi di rumah ini tidak memiliki daun pintu.
Tapi biarlah, karena saat ini aku sendirian di rumah, maka aku langsung saja mandi, menyabuni seluruh tubuhku, menggosok setiap lekuk badanku.

Tiba2 pintu depan rumahku terbuka, terdengar suamiku memanggilku, dan juga terdengar suara2 asing yang kuyakini itu adalah suara teman2 suamiku.
Akupun bergegas membilas tubuhku, aku tak mau ada orang yg melihatku mandi seperti ini.

Suamiku mengejutkanku dengan muncul di pintu kamar mandi, jantungku berdegup kencang.
"yang, aku bawa 2 temanku, setelah ini tolong hidangkan makanannya ya, kami udah lapar", kata suami ku.

Setelah itu ia pergi menemui kedua temannya itu.
Aku segera meraih handuk di gantungan, dan oh tidak! Ternyata handuk yang ada hanya handuk kecil seukuran 20x50cm yg biasa digunakan untuk menutupi rambut setelah keramas. Aku ingat bahwa handuk lainnya aku cuci tadi pagi. Pakaian yg baru saja kugunakan pun sudah basah terendam di ember.

Ya ampun! Bagaimana caraku menggunakan handuk sekecil ini untuk menutupi tubuh ku?!

Akupun mencoba melilitkan handuk tsb dengan bermacam2 posisi.
Ketika kulilitkan untuk menutupi buah dadaku, handuk itu tak dapat menutupi vaginaku karena hanya selebar 20cm, bahkan untuk melingkari payudaraku yang berukuran 36b pun tak bisa!

Aku kembali berpikir, apakah aku melilitkan handuk ini di pinggangku saja? Sehingga vaginaku tertutupi tetapi dengan resiko seluruh dadaku terbuka dan mungkin aku bisa menutupinya dengan tanganku? Aku rasa itu cara yang terbaik pikirku.

Namun panggilan suamiku mengejutkanku, aku langsung panik dan menutupkan handuk itu secara vertikal ke badan ku.
Dengan posisi handuk seperti itu, maka hanya akan menutupi 2 puting dan vaginaku. Lalu aku menyilangkan tangan kanan di dada dan tangan kiri ke selangkanganku untuk menempelkan handuk itu di tubuhku.

Setelah itu aku berjalan dengan dada sangat berdebar2 dan semakin berdebar keras karena suamiku dan teman2nya duduk di ruang tv depan kamarku. Ketika mereka bertiga melihatku, mereka seketika terperangah dengan busanaku.

Yang lebih mengejutkan lagi suamiku menyuruhku untuk berkenalan dengan mereka.
Mereka pun mengulurkan tangan kanannya, tentu saja harus ku sambut dengan tangan kananku, oh, aku sadar bahwa tangan kananku menutupi buah dadaku, apabila aku lupa mungkin saja aku langsung menyalami mereka dan jatuhlah handukku sehingga payudaraku menjadi tontonan gratis bagi mreka.
Namun itu tidak terjadi, aku masih sadar dan menggantikan tangan kanan dg tangan kiri untuk memegang handuk di dadaku.

Posisi duduk 2 teman suamiku itu berada di ujung sofa yang berbentuk L dan suamiku berada di tengah.
Aku pun menjabat tangan pria yang di ujung, dia pria berkulit hitam bernama Mike.
Lalu aku berpaling ke teman suamiku yang lain, kali ini pria berkulit putih bernama andrew.

Setelah itu aku berjalan ke kamar dengan membelakangi mereka bertiga, tentu saja bagian belakang tubuh termasuk pantat ku tidak tertutupi sehelai benangpun dan menjadi santapan liar mata WNA itu.

Pintu kamar ku tutup dan dengan dada masih berdebar keras, aku menutupkan kedua tangan ke mukaku. Terbayang betapa malunya aku, tetapi aku sadar handukku telah terjatuh dan memperlihatkan vaginaku yang basah, padahal seingatku tadi sudah ku keringkan.

Sudahlah, aku segera mengambil pakaian.
Ketika aku membuka pintu lemari, suamiku masuk dan meminta handuk untuk 2 temannya yang ingin mandi.
Tetapi handuk cadangan pun tidak ada karena kucuci semuanya tadi.
Suamiku keluar kamar dan memberitahukan hal tersebut kepada teman2nya.
Tetapi panasnya ibu kota membuat mereka tidak menjadikan hal tersebut sebagai masalah. Buktinya kudengar seseorang mulai mandi.

Aku memilih mengunakan daster sepanjang lutut karena hawa yang memang panas.

Lalu aku mengintip ke arah kamar mandi melalui jendela kamarku.
Oh... Aku melihat mike si kulit hitam sedang menyiramkan air ke tubuhnya, tetapi yang menarik perhatianku adalah penis mike yang luar biasa panjangnya, mengayun2 terkena siraman air. Ku lihat penis itu menempel di bibir bak mandi, panjangnya sama dengan panjang 1 kotak keramik di bak mandi ku.

Aku terkejut karena suamiku kembali memanggilku, kali ini ia meminta dibuatkan minuman dingin. Langsung saja aku menuju dapur dan ups, ketika sampai di dapur aku lupa memakai BH dan CD. Tapi aku tidak memikirkan hal itu dan mulai membuatkan minum untuk tamu2 suamiku.
Aku taruh minuman2 itu di meja ruang tengah dan aku kembali kedapur. Suamiku menyusulku dan ketika aku menyiapkan makanan di dapur, ia mengatakan bahwa ketika aku bersalaman dengan teman2nya tadi, aku terlalu membungkuk, hal itu mengakibatkan handuk yg kupakai tidak lagi menutupi bagian bawah tubuhku,
Itu artinya vaginaku yg berbulu tipis terlihat oleh mike dan tentu saja andrew yg berada di belakangku juga melihat pantat dan vaginaku yang merekah.
Juga sebaliknya ketika aku menyalami andrew.

Mendengar cerita suamiku ini vaginaku langsung terasa gatal, tetapi entah perasaan apa ini, perasaan yang membuatku semakin ketagihan.

Lalu suamiku mengajak teman2nya kemeja makan di dapur untuk menyantap hidangan yang telah ku siapkan.
Tiba2 hujan turun dan aku teringat dengan jemuranku. Aku pun langsung mengangkat semua jemuranku.
Banyaknya cucianku menjadikan aku harus hujan2an lebih lama. Aku langsung menaruh cucian ku di kamar dan kembali kemeja makan untuk menemani suamiku.

Sesampainya di sana, suamiku berkata "hei, itu" sambil menunjuk tubuh ku, oh! Daster pink yang tadinya longgar sekarang menempel erat disetiap lekuk badanku karena basah, tentu saja putingku tercetak begitu jelas dengan bulatan payudaraku, oh... Vaginaku pun demikian, "ah..." aku berteriak kecil dan berlari kedalam kamar.

Dan bodohnya, aku langsung mengangkat dan melepaskan dasterku, sedangkan kamarku itu bisa dilihat dari jendela yang berbatasan dengan dapur, jadilah tubuh basah ku menjadi pemandangan yang membuat setiap laki2 menelan air liurnya.

Gairahku tiba2 meledak, tapi aku masih berusaha menahannya. Aku segera berpakaian lagi, aku mengambil sebuah kimono dan kembali ke meja dapur dengan cairan yang meleleh dari lubang vagina.Dua pria asing itu tersenyum dan berkata sesuatu yang tidak kumengerti ke suamiku.

Setelah makan mereka langsung berpamitan pulang. Akupun menarik suamiku ke sofa dan memintanya langsung menusukkan penisnya.
Tak seperti biasanya, suamiku begitu panas dan perkasanya hingga aku merasakan 3 kali orgasme.

Setelah kupikir2 lagi, hari itu adalah hari yang gila!