Ayu Si Binor

By Lucy Sunday, June 30, 2019
Ini kisah tentang pengalamanku dengan Ayu, seorang binor di Denpasar, Bali. Dari bagaimana awal berjumpa, sampai naik ke ranjang, sampai akhirnya berpisah. Ya, kisah selingkuh ini telah berakhir, maka dari itu saya ceritakan saja. Dan perkenalkan nama saya adalah Made.

Untuk bab 1 ini, saya bercerita tentang pertemuan awal dengan Ayu. Sebelum dia menjadi binor.



1. Awal berjumpa
Di pertengahan tahun 2013, saya lihat profile Ayu di Facebook. Pada waktu itu, dia masih belum menikah, jadi masih sendiri. Setelah saya tambahkan sebagai teman, perbincangan pun dimulai. Seperti biasa, mulai bertukar pesan dengannya di pagi hari dan malam hari. Dimulai dari pertanyaan-pertanyaan soal pekerjaan, keluarga, tempat tinggal, dan berbagai pertanyaan ringan lainnya. Di tahap awal ini, fokus saya adalah supaya dia terbiasa chat dengan saya.

Setelah beberapa hari berkirim pesan, akhirnya dia setuju untuk saya ajak ketemu minum kopi. Pukul 20:00, berangkatlah saya ke kostnya di daerah Monang-Maning. Ternyata orangnya memang cantik seperti difoto. Badannya agak kurus. Cukup tinggi, tapi tidak lebih tinggi dari saya. Intinya, secara fisik sudah pas, sesuai difoto.

1.1 Pertemuan di tempat minum kopi
Berangkatlah kita tempat minum kopi di mall Beachwalk. Coffee Beans, itulah nama tempat minum kopinya. Ngobrol ngalor-ngidul yang intinya agar membuat dia lebih terbiasa lagi berbicara dengan saya. Biar dia tidak lagi merasa bahwa kita adalah 2 orang asing yang baru kenal. Berbagai lelucon saya keluarkan supaya bisa membuat dia tertawa. Setiap pertanyaannya saya bumbui sedikit dengan joke yg berhasil membuat dia tertawa.

Hari mulai malam, dan kita pun memutuskan untuk pulang. Pulangnya, saya iseng untuk ajak dia ke tempat tinggal saya. Kebetulan saya tinggal sendiri (sewa rumah). Ayu setuju. Setibanya dirumah saya, Ayu merasa agak pusing, jadi saya suruh untuk duduk di sofa, dan saya pijat pundaknya. Sebenarnya pada titik ini, saya merasa kalau Ayu sudah bisa tak ajak ke tempat tidur. Tapi ingin tak bawa pelan-pelan dulu, agar terlihat seperti lelaki yg ingin sesuatu lebih serius.

Selesai tak pijat, Ayu saya antarkan balik ke kostnya. Dan mulai saat itu, komunikasi lebih lancar. Ayu mulai menginisiasi pembicaraan, mulai dia yg chat lebih dulu mengucapkan selamat pagi, atau selamat malam.

1.2 Ciuman di Sky Garden
Sampai suatu hari, dia ke Sky Garden dengan teman-temannya, dan minta ditemani. Pukul 22:00 datanglah saya ke Sky Garden, menemani dia ngobrol di rooftop. Berusaha membuat dia dan teman-temannya tertawa. Berusaha membaur dalam lingkaran pertemanannya. Kita masuk ke dalam untuk goyang sebentar. Ayu menatap dalam ke mataku, aku pun membalasnya dengan tatapan wajah tanpa dosa. Dan akhirnya Ayu menciumku. Kubalas juga dengan ciuman.

"Senyummu manis, Made" kata Ayu.
"Ayu juga cantik" balasku.

Dan kembali lanjut bercumbu. Cukup lama kita french kiss yang diselangi dengan saling tatap-menatap. Sampai petugas Sky Garden mengisi kembali gelas kami yg memang sudah kosong.

Pukul 01:00 akhirnya kita pulang, dan kuajak ke tempatku. Kali ini tanpa ragu lagi, setelah dia masuk rumah, langsung kupeluk dari belakang. Kuletakkan wajahku di lehernya, sembari sesekali kukecup lehernya yang terlihat sangat nikmat itu. Badannya berputar kini menghadapku, dia cium kembali bibirku. Dan kembali kita melakukan french kiss cukup lama.

"Aku seneng sama senyummu" kata ayu lagi, mengulangi kata-kata di Sky Garden tadi.
"Ayu seksi sekali pakai baju ini" balasku.
"Gak pakai baju ini juga seksi" lanjutku.

Kita kembali french kiss, sambil berciuman, sambil kugiring ke kamar tidur. Kubuka pelan-pelan pakaiannya. Pakaian dalamnya juga. Setelah dia benar-benar telanjang, kurebahkan dikasur, giliran aku yang buka semua pakaian. Lanjut kita berciuman di tempat tidur. Sesekali tanganku membelai rambutnya, jari-jariku menghelus paras wajahnya, dan sesekali kuperbaiki poninya.

Bergerak jemariku kiriku lebih kebawah. Memijat pundaaknya. Jemari kananku masih tetep di telinganya kirinya. Hanya jemari kiri yang bisa bergerilya. Selesai memijat pundaknya, mulailah memainkan payudaranya yang mungil. Yah, besar atau kecil, payudara tetaplah payudara.

Kuremas payudaranya, kuhembuskan nafas ke putingnya sebelum kuemut puting susunya yang sudah sangat keras. Sesekali diselingi dengan gigitan-gigitan kecil. Puas dengan payudara kanannya, kini aku bertumpu dengan tangan kiri dan memainkan payudara kirinya.

Belum lama memainkan payudaranya, Ayu sudah berkata "Made, masukin aja ya".
"Ohh, oke Yu. Bentar ya" sahutku sambil mengambil kondom dari laci lemari.

Sebenernya penisku agak kurang maksimal karena belum mendapat rangsangan balik dari Ayu, tapi dia sudah minta dimasukin jadinya ya kumasukkan saja. Vagina Ayu sudah sangat basah, jadinya tidak perlu banyak usaha untuk memasukkan.

Kumulai bergoyang pelan maju mundur, wajah Ayu yank keenakan, serta nafasnya yang penuh nafsu akhirnya membuat penisku mulai mengeras maksimal. Dan Ayu pun mulai mengeluarkan teriakan-teriakan kecil.

"Made, hh hhh hh, terus made" sahut Ayu.

Aku balas dengan ciuman di leher dan payudaranya. Ayu mulai merasa sangat keenakan, Setelah beberapa saat, Ayu bilang ingin diatas. Berganti posisilah kita. Setelah Ayu diatas, gerakannya semakin menjadi-jadi. Ayu mulai bergoyang kencang.

"Made, madeeee, ahhhhhh ahhh" teriak ayu.

Setelah beberapa saat, Ayu pun berteriak "akhhhhhh, ahh , ahh". Pertanda dia sudah keluar. Dan Ayu mempertegas lagi dengan mengatakan kalau dia sudah keluar.

"Made uda keluar?" tanya Ayu.
"Belum" jawabku.
"Mau diapain biar enak, Made?" tanya ayu lagi.
"Ayu nungging ya? doggy style gitu" pintaku.
"Iya" jawab ayu setuju.

Kecabut penisku dari vaginanya untuk bersiap-siap melakukan posisi favoritku, doggy style.

"Ahhh" teriak Ayu saat aku cabut penisku.

Ayu mulai menungging, dan kumasukkan lagi penisku ke vagina Ayu. Sekali lagi Ayu berteriak "Ahhh" saat penisku masuk. Aku mulai melakukan gerak maju mundur. Setelah beberapa saat, akupun rasanya ingin keluar. Kelemahanku memang di doggy style.

"Yu, aku mau keluar" bisikku di telinga Ayu.
"Iya De, keluar dah" jawab Ayu.

Dan setelah beberapa goyangan, keluarlah spermaku dalam keadaan penis berbalut durex masih menancap di vagina Ayu. Kuatur nafasku sejenak sebelum akhirnya kita berdua tiduran sambil pelukan. Ayu ijin ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Tak lama kemudian aku pun juga bersih-bersih.

Kita tertidur berdua dalam keadaan tanpa busana, sambil kupeluk dia dari belakang, kita berdua pun terlelap.
Esok paginya, hari minggu kita bangun agak siang, jam 9:00 pagi. Aku kenakan celana pendek, dan beranjak ke dapur untuk membuat nasi goreng untuk berdua.

Ayu terbangun mendengar aku sedang menyiapkan makanan di meja makan.

"Wahh, ini sarapan buat aku?" tanya Ayu.
"Iya, sarapan buat kita. Yuk, sarapan dulu" sahutku.
"Kamu bisa masak ya De? (Made)" tanya Ayu.
"Engga, tapi kalau cmn nasi goreng, ya bisa lah" jawabku.
"Ya itu namanya bisa masaak" sahut ayu sambil tertawa kecil.

Sambil sarapan, sambil ngobrol, sambil tertawa. Selanjutnya kita mandi berdua. Siangnya setelah makan siang kita nonton film yang ada diflashdisku. Setelah nonton kita ke tempat tidur untuk ML lagi sekali, setelah itu tidur siang. Malamnya kuantar Ayu ke kostnya karena esok paginya aku sudah harus kerja, begitu juga dengan Ayu.

----------

Ini adalah cerita sebelum Ayu akhirnya menikah dengan orang lain tapi kita masih lanjut melakukan aktivitas ML. Beberapa saat kemudian saya baru sadar bahwa Ayu ternyata adalah kakak kelas saya sewaktu dulu kuliah di Surabaya.


Ini adalah cerita lanjutannya. Bab 2. Tentang saat-saat bersama Ayu. Ayu adalah orang Bali yang lama tinggal di Surabaya. Sama seperti aku. Bahkan wajahku tidak ada Bali-bali nya. Sering dikira orang bandung.

2. Masa-masa bersama

Sejak saat itu, Ayu dan aku mulai sering bersama-sama layaknya orang yang pacaran. Tidak ada kata jadian antara kita, tapi kita berdua sudah seperti orang pacaran. Sabtu dan minggu selalu kita habiskan berdua bersama. Jalan-jalan ke Ubud, Snorkling di Amed, menginap di villa di Bedugul. Dan berbagai aktivitas lainnya.

Sepulang kerja, kalau gak hangout bareng teman-teman, aku akan ke kost Ayu untuk sekedar menghabiskan waktu bersama. Sambil nonton film di saluran HBO. Kost Ayu lebih bersih daripada rumahku, jadi kita lebih sering menghabiskan waktu berdua di kost eksklusifnya Ayu. Pernah terpikirkan untuk tinggal bersama, tapi karena orang tua masih sering datang ke rumah, jadinya niat ini urung dilaksanakan.

Aku termasuk orang yang jarang jalan-jalan, sedangkan Ayu orang yang sangat suka jalan-jalan berkeliling Bali mencoba tempat-tempat baru, juga wisata kuliner mencoba tempat makan baru. Itu kenapa setiap weekend, kita selalu menghabiskan waktu diluar Denpasar.

Dan beginilah cerita detailnya.

2.1 Saat-saat penuh gairah

2 minggu setelah ML pertama itu, Ayu chat ke aku,

"Made, kamu weekend gak kemana khan?" tanya Ayu.
"Kayaknya sih sabtu minggu aku sibuk nih Yu" sahutku.
"Oh ya, sibuk apa? Ada yg bisa tak bantu gak?" tanya Ayu lagi.
"sabtu minggu aku sibuk di kost-nya Ayu, nemenin Ayu" sahutku dengan canda.
"Iihh, kirain sibuk kemana. Kalau gitu weekend besok ke ubud yuk? nginep di villa gitu" ajak Ayu.
"Ayok, mau di villa mana? tar tak pesenin" aku bertanya.
"Ada deh, aku yang urus semua. Kamu cukup bawa diri aja, hehe" kata Ayu.

Ayu orangnya mandiri. Dia jarang mau dibayarin. Makan pun kita kadang berebut bayar. Sebenarnya aku kurang terlalu seneng kalau sampai dibayarin cewek, tapi Ayu orangnya itu kalau sudah dia mau bayarin, ya gak boleh diprotes, apalagi duitnya diganti, ntar marah dia.

"Aku perlu bawa Luis Gustavo gak?" tanyaku.
"Siapa itu Luis Gustavo?" tanya Ayu balik.
"Penisku. Kukasi dia nama Luis Gustavo, soalnya kalau pakai kata penis apalagi kontol, terdengar terlalu vulgar" jawabku dengan canda.
"Astaga, Made, hahaha, aku kira siapa. Aneh-aneh aja, penis dikasi nama. Tapi ide bagus sih, hahaha" tawa Ayu.
"Trus vaginaku perlu dikasi nama gak De?" tanya Ayu lagi.
"Boleh, kasi nama Maria mercedes aja" candaku.
"Haha, jadi seperti cerita telenovela, ketahuan banget kita anak kecil tahun 90-an ya" tawa Ayu.

Dan sabtu siangnya, dengan mengendarai mobil matic Ayu, berangkatlah kita ke villa di Ubud yang sudah dipesan oleh Ayu. Ayu lebih senang pakai mobil maticnya daripada mobil manualku. Dengan alasan, kalau aku ngantuk atau lelah (sehabis bertempur), dia bisa gantiin nyetir. Kalau pakai mobil manual, dia gak bisa gantiin karena dia gak bisa nyetir manual.

Kurang lebih hampir 1 jam kita tiba di tempat tujuan. Sebuah vila di ubud yang ternyata tempatnya sangat romantis. Aku lupa nama tempatnya, dan juga lupa lokasi tempatnya karena dulu (bahkan sampai sekarang) aku kurang begitu hafal daerah Ubud.

Setibanya disana, kita check-in, beristirahat sejenak karena udara begitu panas diluar. Ayu memutuskan untuk mandi dan aku lanjut rebahan menikmati kasur yang begitu empuk.

"Kamu belum mandi Yu tadi pagi? kok mandi sekarang?" tanyaku.
"Sudah, cuman gerah banget. Jadinya mandi lagi biar seger." sahut Ayu dari dalam kamar mandi.

Terdengar suara hair-dryer dari dalam kamar mandi, pertanda Ayu habis keramas dan sudah mau selesai mandi. Beberapa saat kemudian, keluarlah Ayu dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya diselimuti handuk putih tebal. Mataku langsung terpelongo melihat Ayu dalam keadaan seperti itu, tanpa berkedip aku terus melihat dia. Sadar aku liatin terus, Ayu tersenyum ke arahku sambil memperbaiki rambut pendeknya. Aku pun tersenyum balik.

Ayu kemudian mendekat ke araku yang sedang tiduran di kasur. Aku mulai memperbaiki posisi tidurku menjadi posisi terlentang dan posisi kepala agak tinggi. Diciumnya bibirku, lalu kemudian Ayu memijat bahuku dari depan. Tanganku perlahan membuka handuk yang menyelimuti tubuh Ayu, tapi Ayu menghentikannya.

"Ntar dulu, De" kata Ayu.
"Oh, oke" jawabku polos.

Ayu lanjut menciumi bibirku. Aku masih dalam keadaan terlentang pasrah. Ayu mulai menciumi leherku, tangannya mulai masuk ke bajuku meraba badanku. Dilanjutkan dengan memijat kedua paha dan lututku. Saat itu benar-benar terasa rileks.

"Lepas bajunya" perintah Ayu.

Aku iyakan dan segera melepas baju. Ayu kemudian melepas celana jeansku sampai aku akhirnya telanjang bulat. Ayu pun akhirnya membuka handuknya. Tubuh kurus padat Ayu kini terlihat jelas, dan kita akhirnya sama2 telanjang. Ayu mulai mencium penisku, mulai mengulumnya. Aku hanya bisa pasrah menikmati rangsangannya. Sampai akhirnya penisku menegang keras.

"Dimana naruh kondom De?" tanya Ayu.
"Ada di dompet, di kantong celana" sahutku.

Ayu segera mengambil kondom dan memasangnya ke penisku. Tanpa menunggu aba-aba lagi, penisku pun langsung dituntun ke dalam lubang kenikmatannya Ayu, yang ternyata sudah basah.

"Ahhh" desah Ayu. Nampaknya ini menjadi kebiasaannya setiap kali penisku masuk atau dicabut.

Kedua tangan Ayu ada di dadaku, pinggulnya sedang asik bergoyang. Tanganku yang tak ingin berdiam diri, langsung memainkan kedua payudara Ayu yang kecil. Puting susunya yang mengeras ingin membuatku mengulumnya. Namun Ayu mendorong jatuh badanku ke kasur.

"Haahh, hhh hhhh" desah Ayu sembari mempercepat goyangannya.

Cukup lama kita berdua dalam posisi seperti ini. Dimana Ayu diatas, dan aku dibawah. Ingin rasanya ganti posisi supaya aku diatas, tapi lagi-lagi Ayu mendorongku, menghentikanku untuk berbuat apa-apa. Ayu menciumku, lidah kita saling bertemu. Dan kali ini, sambil memelukku, Ayu mempercepat goyangannya. Dan perlahan tapi pasti, kecepatan goayangannya bertambah.

"Hhh, hhh, hhh" desah Ayu tiap kali bergoyang.
"Akkkhhhh, Madeee, haaaahhhhhh" teriak Ayu melengking dengan sangat keras.
"Aku keluarhhhh" desah Ayu dilanjutkan dengan melumat bibirku.

Aku sempat kaget karena ini pertama kalinya aku mendengar Ayu sampai berteriak keras seperti ini.

Ayu mulai memperlambat goyangannya, sambil mengatur kembali nafas, mengatur rambut di telinganya, tersenyum ke arahku. Aku membalas senyumannya, masih dalam keadaan kaget karena mendengar teriakannya yg melengking tadi. Pikiranku sempat teralihkan sebentar gara-gara teriakan Ayu tadi. Sampai akhirnya Ayu mencabut penisku lalu melakukan posisi menungging.

"Haah" desah Ayu saat penis kucabut.
"Ayo De, sini" perintah Ayu. Nampaknya dia sudah paham kalau aku cepat keluar kalau sudah posisi doggy style.

Dan benar saja, setelah beberapa menit memompa vagina Ayu dalam keadaan doggy style. Langsung muncrat sperma hangat dari penisku. Aku mengatur nafas sejenak, sambil tersenyum ke arah Ayu. Lalu kita berdua tertidur dalam keadaan aku memeluk Ayu dari belakang. Kondom masih terpasang di penisku, aku terlalu malas untuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan langsung jatuh tertidur.

Pukul 17:00 aku terbangun dalam keadaan tubuh sudah berbalut selimut hangat. Kondom durex yang seingatku tadi masih menancap di penisku pun sudah dibersihkan oleh Ayu. Sadar aku terbangun, Ayu membuatkan teh untukku.

"Waw, thank you teh nya Yu" ucapku
"Iya sama-sama" timpal ayu
"Mau jalan-jalan kemana sore ini De?" tanya Ayu
"Cari makan dulu aja yuk, perutku mulai lapar" jawabku
"Ayo, cari babi guling?" tanya Ayu
"Memang dimana ada yang buka jam segini?" tanyaku
"Gak tahu sih, yah ntar cari2 dulu deh klo gitu" sahut Ayu

Selesai bersiap-siap, pukul 18:00 berangkatlah kita cari makan. Dan akhirnya kita makan di sebuah tempat yang menyediakan hidangan bebek. Disana kita bicara masa-masa kuliah dulu. Karena kita baru sadar bahwa dari 1 universitas yang sama dulu di Surabaya. Dan ternyata Ayu setahun diatasku. Aku kelahiran '86, dan dia '85. Aku pikir selama ini kita seumuran, karena wajahnya masih terlihat sangat muda. Lama kita berbincang-bincang, lebih banyak soal pekerjaan Ayu. Dia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan penyedia kebutuhan medis. Jadi sering berhubungan dengan dokter-dokter pengurus rumah sakit. Ayu bercerita bagaimana seringnya dia harus menghadapi dokter-dokter mesum.

"Dokter mesum? ada ya dokter mesum" aku kaget bertanya
"Lho, banyak De. Dari yang masih baru jadi dokter, sampai yang sudah uzur, ada aja yang mesum" jawab Ayu
"Ini lihat nih contoh chat-nya dari dr Gusti" lanjut Ayu
"Waw" reaksiku melihat chat dari seorang dokter
"Tapi yang seperti ini biasanya oknum aja. Namanya profesi, gak lepas dari oknum yg cacat" sahutku
"Iya sih, kadang kesel juga klo chat jadi kearah yg menjurus gini" ucap Ayu
"Mungkin karena Ayu cantik, makanya banyak yg goda" sahutku
"Ih, apaan sih, itu suster-susternya tuh juga cantik, kenapa gak itu aja yg digoda-in" sahut Ayu
"Mungkin Ayu lebih cantik dari suster-suster itu" lanjut aku menggoda. Dan Ayu hanya tersenyum saja.

Selesai kita makan, lanjut aku menemani Ayu berbelanja dan melihat-lihat barang di sekitar Ubud. Dan sekitar pukul 20:30, kita akhirnya kembali ke villa. Sampai villa Ayu langsung menjatuhkan badannya ke kasur, nampaknya dia lelah. Esok paginya, kita berenang di kolam, habis itu sarapan, setelah itu mandi bareng. Sehabis mandi, kita ML sekali lagi sebelum akhirnya checkout jam 12:00. Di perjalanan pulang kita singgah makan buah durian di jalan, ternyata Ayu sangat suka buah durian.

Kurang lebih itulah kegiatan aku dan Ayu tiap weekend. Dan selalu Ayu yang pesankan villa, dan dia juga yang bayar. Kurang lebih ada 4 kali kita menginap, selain di Ubud 2 kali, ada juga di Amed, dan di Bedugul. Semua berjalan indah sampai akhirnya kita mengalami masalah pertama kita.

2.2 Saat Ayu tahu yang sebenarnya

Yang sebenarnya adalah, aku bukanlah cowok single. Aku sebenarnya punya pacar di Surabaya, dan kita sedang LDR-an. Dia akan datang ke Bali seminggu lagi untuk liburan sekaligus temu kangen. Namanya Melisa, gadis chinese yang kupacari sejak masih kuliah, yg adalah adik kelas Ayu di jurusan yang sama. Ayu kenal dengan Melisa karena sering bersama dalam suatu kegiatan. Kini aku bingung harus berbuat apa karena pasti nanti saat Melisa ada di Bali, aku tidak akan bisa menemani Ayu.

Aku bingung apakah harus mengakui bahwa aku berbohong dulu bilang gak punya pacar, atau terus berusaha menyimpan rahasia. Akhirnya aku memilih jujur ke Ayu bahwa sebenarnya aku sudah punya pacar. Terlihat jelas ekspresi kecewa di wajahnya. Ayu masih terdiam, tapi tatapan matanya mengatakan banyak hal.

"Tega kamu ya De" kata Ayu pelan
"Bisa-bisanya kamu bohongin aku habis-habisan kayak gini" lanjut Ayu sambil menahan tangis
"Trus kamu pilih aku atau Melisa?" tanya Ayu
"Melisa Yu" jawabku
"Kenapa gitu De?" tanya Ayu dengan nada agak keras
"Aku gak seharusnya selingkuh dalam keadaan LDR-an, aku gak mau nyakitin Melisa" sahutku
"Kamu gak mau nyakitin dia, tapi tega nyakitin aku De?" teriak Ayu dengan keras

Suasana hening setelah itu, hanya ada suara Ayu yang mulai mengeluarkan isak tangis. Setelah itu dia balik ke kost-nya. Seharusnya aku gak berselingkuh sampai segininya. Ternyata, walaupun aku orang yg termasuk taat sembahyang, aku tetaplah laki-laki yang belum bisa menahan hawa nafsu.

2.3 Bersama Melisa

Jumat malam Melisa datang, aku menjemputnya di bandara Ngurah Rai. Melisa langsung memelukku erat.

"Aku kangen Yang" kata Melisa
"Iya, aku juga kangen banget kok Yang" sahutku

Setelah itu aku antarkan Melisa ke hotel yang sudah kupesan di daerah jalan Teuku Umar. Aku pesankan di daerah sini karena dekat dengan tempatku tinggal, di daerah Renon. Kupesankan hotel karena besoknya teman-teman Melisa akan datang berkunjung, jadi tidak kuajak tinggal di rumahku.

Sampai di hotel, kita sempat bercumbu sebentar. Setelah cukup lama kita berciuman, Melisa hendak melepas pakaiannya.

"Ga usah dilepas" kataku
"Kenapa?" tanya Melisa manja
"Besok aja. Sayang pasti capek sekarang, istirahat dulu aja, besok pagi kita habis-habis deh" jawabku.
"Hehe, iya deh. Soalnya tadi tak kira sayang udah gak tahan pengen ML, makanya aku mau buka baju ini mau muasin sayang" sahut Melisa
"Ga mau nginep disini aja?" tanya Melisa
"Engga, takutnya ntar malem-malem mama dateng ke rumah" sahutku memberi alasan

Aku lanjut menyuruh Melisa istirahat. Setiba di rumah, aku langsung tertidur. Esok paginya pukul 6:30 pagi pintu rumah sudah diketuk, sambil setengah sadar aku membuka pintu. Ternyata Melisa datang ke tempatku.

"Surprisee" teriak Melisa
"Loh, sayang kok uda sampai disini? masuk dulu" tanyaku sambil mengusap mata
"Iya, sengaja. Pengen lihat sayang yang baru bangun. Makanya aku pagi-pagi mesen taksi trus kesini." kata Melisa manja
"Bentar ya, aku tak cuci muka dulu." kataku

Selesai cuci muka, aku menemani Melisa nonton tv di sofa. Kita berciuman cukup lama. Melisa tahu kalau birahiku mudah bangkit kalau melihat pantatnya yang montok, jadi tanpa menunggu lama, dia melepas semua pakaiannya. Kemudia mulai menurunkan celana boxerku. Lanjutlah Melisa mengulum penisku yang sudah tegang karena saat itu masih pagi hari.

"Hmm, enak yank" sahutku melihat mulut mungil Melisa mengulum penisku.

Akupun melepas bajuku, rasanya segera ingin kumasukkan saja batang penisku ke vagina Melisa. Aku ambil kondom, lalu kembali duduk di sofa, dan Melisa memasangi kondomnya ke penisku. Melisa mulai naik ke pangakuanku. Aku lumat payudara Melisa yang ukurannya cukup besar. Lebih besar dari Ayu. Yang aku suka dari Melisa adalah, kulitnya begitu putih dan kenyal, sebagaimana wanita Chinese pada umumnya.

Kurasakan vagina Melisa sudah cukup basah, dan tanpa tunggu lagi, kumasukkan penisku ke vagina Melisa.

"Ayang" teriak Melisa manja saat penisku mulai masuk
"Hhh hhh hhh" suara nafasku saat mulai menggerakkan pinggulku
"Ahh Yang" desah Melisa

Pinggul Melisa mulai bergoyang kencang dan aku cukup duduk santai sambil menikmati payudara Melisa. Sesekali kutatap tubuh Melisa yg mulus putih bersih tanpa noda sedikitpun.

Cukup lama di posisi bawah, aku berganti posisi menjadi diatas. Melisa mengikuti saja semua keinginanku. Kupompa dengan kencang, hingga menghasilkan suara plok, plok, plok. Tak berselang lama akupun keluar. Saat itu aku tidak terlalu perduli Melisa sudah keluar atau belum. Setelah sperma keluar, aku bersih-bersih dan mandi, Melisa lanjut memakai pakaiannya. Setelah sarapan, dan nonton film, biraiku bangkit lagi melihat paha mulus Melisa. Dan akhirnya kami pun ML sekali lagi sebelum akhirnya kembali ke hotel pukul 11:30 karena teman-temannya ingin berjumpa.

Sabtu malamnya aku ajak Melisa dan teman-teman dugem di Sky Garden, dan hari minggunya jalan-jalan ke Ubud dan belanja ke pasar Sukawati. Aku dan Melisa sama-sama ambil cuti sampai hari rabu, dimana kita bisa bersama sampai hari itu sebelum akhirnya dia harus kembali ke Surabaya.

-------------

Melisa sifatnya lebih manja daripada Ayu. Masih seperti anak kecil, dengan sifat egois yang tinggi, moody, dan sering ngambek. Terlihat jelas bahwa Melisa belum pernah mengalami masalah berat dalam hidupnya. Berbeda dengan Ayu yang sudah sangat dewasa dan mandiri, baik dalam hal karakter maupun sifat.