Anisa, hijaber yang butuh sperma

By Lucy Monday, June 3, 2019
Ini hanya cerita fiksi karangan saya, maaf bila ada kesamaan nama, tempat ataupun kejadian

Perkenalkan nama saya Muklis (bukan nama asli)
Saya ingin bercerita ketika saya sedang kuliah dulu. Saya kuliah di salah satu universitas jakarta, saat itu saya berumur 18 tahun. Saya kuliah di fakultas sastra, di dekat fakultas saya, terdapat fakultas pendidikan, dimana kebanyakan adalah wanita berhijab.

Ada satu orang mahasiswa, belakangan saya ketahui namanya adalah anisa, dia di jurusan pendidikan biologi. Orangnya manis, putih, langsing dan terlebih dia berjilbab. Sudah dari semester 1 saya memperhatikannya, sepertinya saya tertarik padanya. Akhirnya saat awal semester 2, saya memberanikan diri mendekatinya, akhirnya saya dapatkan kontak PIN BBM nya. Kurang lebih setelah hampir satu tahun berteman dengannya, akhirnya ada juga kesempatan emas.

Pada saat itu, jurusan anisa akan mengadakan praktikum reproduksi, dimana bahan penelitiannya adalah sperma laki-laki. Anisa dengan sedikit malu bercerita tentang tugas praktikumnya tersebut, dimana dia membutuhkan sperma laki-laki. Dan dengan alasan tidak ada lagi yang dapat dimintai tolong karena 1 kelompoknya itu tidak ada yang memiliki pacar, maka anisa meminta bantuan pada saya untuk memberikan sperma saya padanya. Pada saatbitu hari jumat, pagi2 sekali dia mengirim pesan BBM.

Via BBM
"Klis, boleh ga aku minta sperma kamu untuk praktikum?" tanya anisa.
"Soalnya di kelompok aku ga ada yg punya pacar" sambungnya dalam chat BBM.
"Hmm, gimana yah nis." jawabku sambil berpikir keras agar dapat keuntungan.
"Tapi caranya gimana nis?" tanyaku sambil terus berpikir.
"Gini aja klis, aku kasih tabung nya ke kamu, besok kamu kasih ke aku lagi sambil udah ada spermanya." jawabnya enteng.
"Aku ga bisa nis, aku jarang onani, apalagi kaga ada yg di khayalin." berpura-pura jual mahal.
"Atau gini aja nis, kamu aja yang keluarin gimana?" dengan agak ragu saya berspekulasi.

Namun tidak ada jawaban hingga sore hari, setelah semua fakultas tidak ada lagi kegiatan kelas. Aku disadarkan dari lamunan jorok oleh notif HP ku. Pesan BBM, dari Anisa.

"Klis, maksudnya aku oral kamu gitu?" dengan sangat polos anisa bertanya.
"Hmm, iya gitu nis, berhubungan intim jg gpp. Bercanda niiiis." jurus ngetes perempuan pun aku lancarkan.
"Ah jijik ah, belum pernah, dan takut juga." tanggapannya tidak marah, berarti amaaan.
"Yaudah, berarti ga dapat sperma. Hehe. Lagian juga cuma oral aja, ga ngapa2in nis." terus berusaha memancing.
"Bener ga ngapa-ngapain? Cuma oral aja yah?" tanya nya memastikan.
"Iya, bener cuma oral aja deh. Kalo mao nanti kabarin aku nis, aku lagi makan dulu. Nanti di kostan aku aja." melempar umpan, dan umpannya sudah siap dimakan.
"Yaudah, aku kabarin orang rumah dulu yah klis." dengan polos dan tidak sadar akan ancaman di depan matanya.

Selang setengah jam, Anisa yang sangat manis dengan jilbabnya yang menggairahkan menepuk punggungku dari belakang. "Hai klis, jadi kan?" dengan muka senyum bercampur ragu. "Iya sebentar, aku ke parkiran dulu ambil motor yah." hatiku makin berdebar, karena akan di oral oleh cewek manis dan berprilaku sangat soban nan baik.

Sepanjang perjalanan ke kostan, anisa menempatkan tas nya diantara punggung dan dadanya, menyebalkan. Namun tidak lama, sampailah kami di kostan saya, dimana kamar saya terletak di dekat pintu masuk, jadi sedikit lebih mengurangi resiko terlihat orang. Kemudian langsung saya suruh masuk Anisa.

Di dalam kamar saya, anisa malah berdiri saja di dekat pintu, mungkin canggung dan risih, atau mungkin juga ketakutan.

Setelah melepas kemeja dan celana panjang, saya menghampiri anisa yang hanya diam mematung. "Hey, ayo nih, jadi ga nih?" sambil menarik tangannya dan menuntunnya ke kasur. "Iii iyya iya, sebentar" sambil melepas sepatunya.

Sejenak kami berdua berpandangan tanpa suara, saya yang sudah tidak tahan, mulai memajukan wajah saya ke wajah anisa, kemudian anisa malah menghindar. "Katanya cuma oral, sini aku oras klis, abis gitu pulang." mukanya memerah dan mulai menundukan wajah, pertanda malu.

Kemudian saya menurunkan celana dan sekalihus celana dalam saya, keluar lah jagoan saya sayng sedang tertidur. Anisa bengong melihat kemaluan saya yang tidak besar, namun juga tidak kecil, ukuran standar indonesia lah. Kemudian dia memegang kemaluan saya, dan mulai mengocok. Namun itu membuat saya tertawa.

"Kenapa ketawa klis?" tanyanya polos. "Kamu tuh yah, itu belum ereksi, liat aja belum tegang." jawabku atas pertanyaan polosnya. "Terus gimana biar ereksi?" mukanya mulai memerah. "Di kulum yah nis, biar cepet ereksinya. Jadi sekalian pelumas juga, biar licin." pintaku seraya merayu. "Ih ga mau ah, jijik, aku belum pernah sama sekali, pegang aja batu kali ini". Dia menolak dan memalingkan muka. "Yaudah kalo ga mau, mana bisa oral tanpa kulum nis". Aku menanggapinya sinis. Kemudian kami terdiam dengan posisi saya masih membuka celana.

Setelah terdiam cukup lama, akhirnya anisa pun memegang penis saya lagi, sambil mencoba membangunkan tanpa mengulum, namun tidak berhasil, karena saya mengalihkan fokus ke hal lain agar tidak ereksi. Hari sudah hampir malam, sudah pukul 6.30. Akhirnya anisa pun tanpa bicara, mulai menutup matanya dan membuka mulutnya. Dan kini penis saya sudah berada dalam mulutnya. Hangaaat sekali. "Nis, lidahnya dimainin dong, biar basah, jadi kocokinnya juga gampang." pintaku sambil membujuk. Dan dengan malu, lidahnya pun dimainkan memutar. Penisku pun menegang, dan dilepasnya kuluman nikmat tersebut.

Tangannya mulai mengocok penis saya. Tidak bodoh juga saya, yang dia butuh adalah sperma saya, jadi semakin lama keluar, semakin lama pula kocokannya berlangsung. Akhirnya saya berusaha mengalihkan fokus lagi. Dan berhasil, 15menit kocokan tangannya melemah. "Masih lama ga sih? Pegel nih." tanyanya dengan raut wajah bosan. "Nis, aku boleh masukin tangan aku ke dalam baju kamu ga? Biar aku terangsang, jadi cepet keluarnya". Namun dia diam sejenak. "Katanya ga lebih dari oral, yaudah deh terserah kamu, tapi cuma dimasukin aja, ga dibuka, dan cuma kali ini aja, ga ada lain kali". Jawabnya dengan nada kesal dan pasrah.

Surat Izin Menjamah sudah didapat, lalubtanpa buang waktu saya menarik kepalanya agar mengulum kembali, kemudian tangan saya menyelinap di sela kancing kemejanya yang dibuka 1 ,dan akhirnya menemukan bra nya yang halus polos tanpa renda. Sembari dikulum, saya pun meremas payudara anisa dari luar bra. Sungguh keadaan yang sangat menyenangkan. Dan kini anisa melanjutlan mengocok penis saya, sambil sesekali dia mendesah. Selang 10 menit, akhirnya saya pun merasa akan mencapai puncannya, saya tarik paksa kepala anisa, kemudian dia mengulum dan akhirnya muncratlah sperma saya di dalam mulut anisa. Kemudian dia memuntahkannya kedalam tabung yang ia bawa.

"Klis, pinjem kamar mandi bentar yah" dengan raut wajah jijik dia masuk ke kamar mandi di dalam kamar kost saya. Selagi dia di kamar mandi, saya punya ide untuk dapatkan lebih, berhubung baru jam 7 malam, dia batas dia pulang ke rumah adalah jam 9 malam, saya sangat tahu itu. Saya sembunyikan tabung berisi sperma tersebut.

Anisa pun keluar kamar mandi, mencari tabubg tersebut. "Tabungnya manaklis?" tanya nya. "Kamu enak udah pegang, udah liat aurat aku nis, ga adil dong, dapet sperma aku lagi." protesku. Sambil bendekatinya, saya menyatakan sesuatu, "aku sayang sama kamu nis, boleh yah aku cium kamu." tanpa perlawanan bibirku pun mengulum bibirnya, sambil ku bimbing tangannya melingkar di leherku dan dia menurut.

Lumayan lama kami berciuman, saya beranikan menggerayangi pantatnya dan sedikit meremas. Akhirnya anisa pun membalas ciuman saya, terasa sangat amatir. Mendapat respon yang lebih, tangan saya mulai berani bergerak ke arah depan, mencari gumpalan dada yang sedari tadi saya gerayangi. Tangan saya yang satunya membimbing tangan anisa kembali ke penis saya dan menyusupkan tangannya agar dapar mengocok kembali penis saya yang tegang. Kali ini agak lebih cepat, sambil berciuman dan di kocok, tidak sampai 5 menit, saya sepertu akan ejakulasi kembali. Dengan cepat, saya tarik kepala anisa ke selangkangan saya, dan dia pun mulai paham dan langsung mengulum. Sekali lagi, muncrat lah sperma saya di dalam mulutnya. Kemudian saya bangunkan anisa, sambil saya peluk pinggangnya, saya bisikan kepadanya, "Anisa, kamu mau ga jadi pacar aku? Kalo kamu mau, telan semua sperma aku". Tanpa berpikir lama, sperma saya langsung ditelan habis oleh anisa, dan saya pun bengong tidak percaya. Pelukan saya dilepasnya, dan saya masih terbengong heran. Namun ciumannya di pipi saya menyadarkannya. "Ayo klis, antar aku pulang yah". Sambil menggandeng tangan saya.