Browsing "Older Posts"


Pagi itu Gitalis Dwi Natarina bangun dengan badan segar serta bersemangat. hari ini. Rencananya Gita akan memenuhi panggilan casting oleh sebuah rumah produksi yang kabarnya sedang berencana merilis sinetron-sinetron bernuansa religi.
Pedangdut berjilbab pemenang sebuah kontes dangdut di televisi swasta nasional itu memang amat menantikan hal tersebut, mengingat sebelumnya dia telah sukses membintangi dua buah sinetron. Apalagi kabarnya sederetan artis ternama rencananya akan ikut membintangi sinetron itu.

Mandi pagi telah membuat tubuh gadis berjilbab yang biasa dipanggil Gita KDI itu segar, ia segera berdandan secantik dan seanggun mungkin. Gita bertekad akan membuat para peng-castingnya kagum akan aktingnya. Soalnya untuk peran utama wanita dalam sinetron itu, Gita harus bersaing dengan Zaskia Adya Mecca. Ya, artis muda berjilbab lainnya yang sedang meroket karirnya dalam dunia sinetron. Untuk itu gadis berjilbab asal Garut ini amat serius mempersiapkan diri. Apalagi katanya sang produser akan datang melihat langsung casting hari ini.
Gita bercermin dan untuk sesaat nampak tersenyum puas akan penampilannya yang dianggap cukup memukau. Tubuh serta pinggul yang ramping, ditopang sepasang kaki yang indah serta sepasang buah dada berukuran 34C , rasanya cukup untuk menambah nilainya sebagai pesinetron baru.
Untuk urusan pakaian ia memilih baju lengan panjang berbahan satin yang mengkilap seperti sutra berwarna pink dipadu rok panjang sebahan dan sewarna dengan bajunya. Jilbab pendek seleher yang dikenakannya juga berbahan satin berwarna merah hingga membuat paras kecantikan gadis muda berjilbab ini terpancar sempurna.

Tak lama kemudian jemputan tiba. Setelah berpamitan dengan orang tuanya Gita bergegas menuju kendaraan yang terparkir di luar rumahnya. Baru kali ini artis berjilbab itu berangkat sendirian untuk urusan casting tanpa ditemani salah satu anggota keluarganya. Dikarenakan production house yang memberinya tawaran job tersebut mengajukan syarat Gita harus datang sendirian. Dan demi menunjukkan bahwa artis berjilbab itu memang seorang profesional, ia menyanggupinya.

Tempat dimana casting akan dilaksanakan ternyata di sebuah villa yang lokasinya berjauhan dengan villa-villa lainnya. Lingkungan dimana villa itu berada nampak sepi. Suhu udara yang dingin disertai hembusan udara yang sejuk membuat Gita agak kedinginan tatkala melangkah keluar dari kendaraan yang menjemputnya. Dengan langkah santai artis berjilbab itu berjalan menuju kedalam villa. Sejenak diperhatikannya ruangan bangunan yang sebagian ruangannya telah dirombak menjadi sebuah studio untuk keperluan shooting.

Dalam hati Gita seperti mengenal ruangan ini, karena tempat ini memang sering dipakai sebagai setting sinetron yang banyak ditayangkan di televisi. Namun raut wajah Gita sedikit berubah bingung tatkala disuruh masuk ke dalam sebuah kamar di villa itu karena hanya ada beberapa orang disana. Tidak satupun wajah yang dikenalnya. Hanya sang produser yang pernah ditemuinya. Lagipula disitu hanya ada segelintir kru film. Sekilas perasaan was-was menghinggapi hati artis berjilbab ini karena diruangan itu yang ada lelaki semua!

Namun suasana hati Gita yang sedang was-was itu sejenak mencair kala sosok yang dikenalnya menyapa seraya mendekatinya. Seorang pria paruh baya berwajah lumayan tampan dengan tubuh atletis itu bernama Sony. Dialah sutradara yang ditunjuk untuk menangani sinetron ini. Dan konon kabarnya berkat usaha sang sutradara pula Gita mendapat prioritas pertama untuk casting peran utama sinetron tersebut.

“Hai Gita apa kabar? Gimana perjalanan tadi? Lancar khan?”, sapa sang sutradara itu tersenyum.

“Syukurlah semua lancar-lancar aja Pak Sony”, balas Gita dengan tersenyum manis.

“Gimana? Siap untuk casting sekarang?”, tanya Sony lagi.

“Siap. Tapi emm….”, jawab Gita lagi dengan nada bimbang. “Koq, yang ada disini keliatannya cuma kru film sama sutradara aja sih Pak?”, selidik Gita lanjut.

“Ohh…itu. Begini Git, artis-artis pendukung lain yang akan dicasting kebetulan datangnya agak siangan dikit. Sedangkan calon lawan main kamu lagi ada masalah dijalan tol. Tadi dia udah calling ke handphone-ku ngasih tau kalo dia bakalan telat dating. Begitu loh ceritanya. Kebetulan aja kamu duluan yang nyampe disini.”, jawab si sutradara.

“Oh begitu..”, sahut Gita manggut-manggut mengerti.

Lalu singkat cerita Jilbaber juara Kontes Dangdut tersebut diperkenalkan kepada sang produser sekaligus sang pemilik rumah produksi.

“Git, kenalkan ini Pak Harry, produser kita yang akan menyaksikan langsung casting kamu hari ini”, ujar Sony memperkenalkan Gita pada si produser.

“Apa kabar Pak? Saya Gita”, ujar artis cantik berjilbab itu seraya mengulurkan tangan.

Sambil tersenyum misterius pria yang disapa itu membalas sapaan Gita seraya menjabat tangan halus si artis berjilbab itu, “Ah ya, saya Harry”. Pria bersosok tubuh sedang namun tidak kalah atletis dari Sony nampak memandangi Gita dari atas kebawah seakan matanya sedang mengagumi keindahan lekuk tubuh Gita yang dibalut pakaian tertutup namun agak ketat.

“Wah…wah…wah. Aku nggak menyangka, penampilan kamu beda banget sama yang di tivi. Lebah cantik kalo melihat langsung!”, puji si produser.

“Ah bapak! Biasa aja koq”, sahut Gita tersenyum malu dengan wajah merah merona mendapat pujian seperti itu.

“Ok deh! Untuk menyingkat waktu coba Gita mulai casting sekarang. Son, kasih dia script”, titah Herry pada Sony. Lalu seraya sang sutradara menyerahkan naskah kepada artis berjilbab itu Herry berujar, “Ok, sekarang coba kamu baca mainkan perannya”.

“Ya pak!”, sahut Gita sumringah kala menerima script itu ditangannya.

Namun saat sang artis berjilbab mulai membaca naskah itu nampak raut wajahnya yang cantik itu sedikit mengernyit. Herry yang melihat perubahan pada mimik muka Gita seakan sudah menduganya segera berujar,“Kenapa Gita? Kamu keberatan? Memang ......dalam naskah itu ceritanya kamu baru saja diculik dan hendak diperkosa oleh para penjahat. Dan memang akan ada adegan dimana nanti kamu diikat di ranjang sebelah sana. Nah, pada saat shoot dimulai kamu harus bisa menampilkan ekspresi dan akting yang meyakinkan kala kamu menangis dan memohon untuk dilepaskan. Paham?”.

Gita sang artis berjilbab itu nampak menunjukkan wajah ragu dengan adegan seperti itu. Ia tidak menyangka jika test castingnya langsung akan ada adegan yang berat seperti ini. Gadis berjilbab tersebut nampak tercenung sesaat.

“Git?? Lho koq malah bengong. Apa kamu nggak sanggup dengan peran ini?”, sergah sang produser tak sabar. “Kalo kamu nggak sanggup, ya udah kita batalin aja casting hari ini dan biar kita casting artis lain yang sanggup.”, sergah Herry lanjut seakan memojokkan Gita yang sedang berpikir ulang.

Sesaat kemudian artis cantik berjilbab itu nampak menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Gita kemudian beringsut menuju ranjang lalu berbaring di tempat tidur yang berada diruangan itu. Kru film yang berada disitu segera bekerja mengikat tangan dan kaki artis berjilbab itu ke ujung tempat tidur membentuk huruf X.
Wajahnya yang cantik berbalutkan jilbab merah satin itu terlihat cemas dan was-was saat kemudian mulutnya disumpal.

“Rileks dong Git! Adegannya cuma sebentar aja koq. Saya yakin begitu kamera rolling kamu akan enjoy. So, coba sedikit tenang. Ok? ”, ujar Sony berusaha menenangkan Gita.
Lalu Gita mengangguk pelan dan ia nampak jadi sedikit lebih tenang.

“Ok! Kamera roll.. Action!”, seru Sony. Adegan pun dimulai dan nampak seorang pria yang diplot sebagai si penjahat memasuki set melangkah mendekati Gita dan membuka sempal mulut gadis berjilbab itu.

“Tolong lepaskan saya…! Jangan apa-apakan saya…!”, seru Gita kala mulai berakting.

Namun tiba-tiba, “Cuuttttt..!! Aduh Gita! Nggak ok akting kamu, kurang meyakinkan! Ulangi lagi..!!!”, teriak Sony yang tak puas dengan adegan itu.
Mulut Gita pun kembali disumpal dan adegan diulang.

“Cuutt…..!!!! Ya ampun Gita! Kamu ini bisa akting nggak sih? Ulang!!!”, seru Sony kesal karena tak puas, sementara Gita merasa mulai tak nyaman dengan semua ini. Jika harus diulang sekali lagi, ia berpikir untuk menyudahi semua ini dan segera pulang.

Adegan kembali diulang, Gita bersiap menunggu sang pemeran penjahat untuk masuk, namun kali ini ia sangat terkejut.
Kali ini yang mendatanginya bukanlah sang pemeran penjahat tadi melainkan Herry sang produser bersama Sony si sutradara! Dengan wajah ketakutan mata Gita melotot kala melihat sang produser dan sutradara yang sudah bertelanjang dada mendekatinya. Panik, sang artis berjilbab yang sedang terikat diranjang itu segera menoleh ke sekeliling ruangan itu. Kosong! Ruangan itu telah ditinggalkan oleh para kru film tadi. Sekarang yang ada tinggal mereka bertiga plus seorang jurukamera yang nampak serius sedang mengambil gambar mereka.

Bagaikan tersadar dari alam mimpi, Gita pun segera bergerak berontak dan meronta- ronta berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Namun ikatan tersebut terlalu kuat. Sadar akan bahaya yang menghampirinya dan artis berjilbab itu nampak tidak berdaya, air mata mulai meleleh membasahi pipi.

Herry kemudian naik ke ranjang seraya mengelus elus paha mulus Gita dari luar rok panjang merah satin miliknya. Perlahan gerakan tangannya terus naik ke atas pangkal pahanya. Lalu jemarinya bergerak halus menggesek-gesek selangkangan Gita dari luar rok panjang satinnya. Artis berjilbab itu sontak berontak meronta-ronta dengan kala mendapat perlakuan tersebut. “Mmmphh…..hhhhmmm…!!”, jeritannya tertahan oleh sumpalan kain dimulutnya. Wajahnya yang cantik terbalut jilbab merah satin itu menampakkan amarah yang amat sangat. Namun apa daya semua itu sia-sia ikatan yang kuat di kedua kaki dan tangannya. Sejurus kemudian Herry berpindah keatas ranjang seraya menduduki kedua betis Gita yang terlentang dengan kedua pangkal betis kakinya. Kini praktis rontaan kedua kaki artis berjilbab itu terhenti karenanya. Dengan air mata berlinang tak berdaya ditatapnya pria yang berada diujung ranjang itu sedang asyik menyingkap rok panjang merah satinnya sepinggang. Bulu kuduknya merinding ketika merasakan tangan kekar seorang pria yang bukan muhrimnya itu menyentuh kulit pahanya dengan halus tatkala menyingkap rok panjang satin miliknya. Sekarang terpampanglah gundukan kemaluan nan halus terbungkus celana dalam berwarna krem.

Gita si artis berjilbab, hanya bisa menutup mata dengan tubuh tergetar menahan tangis kesedihan yang mendalam. Dia tahu, kalau hari ini akan menjadi sejarah kelam dalam kehidupannya. Karena itulah pedangdut berjilbab itu hanya bisa diam pasrah membiarkan sang produser dan sutradara melucuti celana dalam serta kancing-kancing baju lengan panjang satinnya. Herry sang produser yang berada persis didepan selangkangannya yang telanjang itu menatap penuh birahi kemaluannya yang gundul. (Gita ternyata rajin mencukur bulu kemaluannya). Kemudian dengan jemarinya pria itu menelusuri gundukan vagina wanita berjilbab itu dengan lembut. Sony sang sutradarapun tidak ketinggalan beraksi. Pakaian lengan panjang Gita yang telah terbuka kancingnya hingga menyembulkan sepasang buah dada nan ranum itu sekarang menjadi bulan-bulanan permainan tangan Sony. Dengan gemas diremas dan dipilin-pilinnya buah dada dan putting artis muda berjilbab itu. Tubuh Gita hanya menggeliat pelan dengan mata terpejam kala mendapat perlakuan tersebut. Hanya isak tangis yang tertahan saja yang keluar dari mulutnya yang tersumpal.

Untuk beberapa saat tubuh indah Gita menjadi hiburan yang mengasyikan bagi kedua pria bejat itu. Buah dadanya diremas, dijilati dan dihisap oleh mulut Sony. Begitu juga vaginanya, Herry dengan rakusnya menguak, menjilati serta menghisap liang surgawi artis berjilbab tersebut. Tak ada bagian tubuh Gita yang lolos dari jamahan tangan dan mulut jahil kedua pria tersebut. Artis berjilbab itu hanya bisa mengutuk dalam hati atas tindakan bejat kedua pria ....tersebut terhadap dirinya yang masih suci ini. Namun sebagai seorang manusia biasa yang juga punya kelemahan lama kelamaan perlakuan yang awalnya dianggap sebagai sebuah siksaan itu perlahan berubah menjadi suatu sensasi yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Nafas si artis berjilbab itu perlahan mendengus naik turun tidak beraturan. Kemaluannya juga semakin lama semakin basah mengeluarkan cairan kewanitaannya. Secara naluri, tubuh Gita kini mulai terangsang. Dalam hati, artis cantik berjilbab itu mengutuk tubuhnya yang tidak dapat menahan rangsangan birahi kedua pria bejat itu.

Kini kedua lelaki bejat itu telah tahu kalau artis cantik berjilbab korban kegiatan mereka mulai terangsang birahinya. Sejenak mereka hentikan aksinya masing-masing. Sesaat Gita menarik nafas lega kala pria-pria yang menjamahi tubuhnya itu berhenti beraksi. Namun mata artis cantik berjilbab itu tiba-tiba terbelalak ngeri ketakutan kala kedua lelaki itu membuka celana masing masing. Penis-penis yang nampak tegak mengacung itu seketika membuatnya kembali meronta-ronta ketakutan, namun sia sia.

“Hei Son, pegangin kaki Gita! Gua mo lepasin nih roknya!”, titah Herry pada Sony

Sony yang menuruti perintah bosnya itu segera memegangi kedua kaki Gita. Setelah melepaskan kedua ikatan kaki si artis berjilbab itu, Herry kemudian memelorotkan rok panjang satin yang tersingkap sepinggang tadi. Gita si pedangdut berjilbab itu kini hanya mengenakan rok dalaman merah muda serta blus satin lengan panjang yang terbuka kancingnya.

Kemudian sang produser yang telah telanjang bulat itu naik lagi keatas ranjang dan duduk bersimpuh tepat didepan selangkangan Gita. Sambil tertawa mengejek, Herry mulai mengosok gosokan penisnya tepat diujung bibir vagina Gita seraya menikmati ekspresi ketakutan gadis berjilbab itu. Gita yang seumur hidup belum pernah mengalami hal ini, menjerit tertahan dibalik sumpalan mulutnya ketika akhirnya penis besar berurat itu perlahan membelah bibir serta memasuki vaginanya.

“Ough Gita…pepekmu emang sempit sayangg…ugghh!”, racau Herry yang sedang berjuang merobek keperawanan Gita. Wajah cantik Gita yang terbalut oleh jilbab ketat merah satin itu nampak mengernyit seraya kepalanya mendongak kebelakang menahan sakit. Dan beberapa saat kemudian penis produser itupun akhirnya sukses membobol keperawanan artis cantik berjilbab itu. Nampak darah keperawanan Gita mengalir dari pangkal pahanya.

Sesaat kemudian Gita hanya bisa menggeleng- gelengkan kepalanya dengan frustasi saat penis itu bergerak maju mundur di vaginanya. Rasa sakit, malu, marah dan menyesal bercampur aduk di dadanya.

Sambil menyodok-nyodok kemaluan artis berjilbab itu, Herry membuka sumpalan mulutnya.

“Aakkhh!! Ssudahh…ssakkitt…ookkhh!”, pekik mohon Gita agar Herry berhenti memperkosanya.

Namun semua teriakan , tangisan dan rontaan Gita malah makin membuat pria itu semakin brutal mendorong masuk penisnya, sehingga tubuh gadis berjilbab merah satin itu terguncang guncang di ranjang.

Sony yang sedari tadi berdiri disamping ranjang sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri tanpa basa-basi memaksa masuk penisnya yang besar ke mulut si artis berjilbab merah satin yang sedang kepayahan disodok-sodok oleh penis Herry.

“Isap!! Kulum…awas berani gigit!!!”, ancam Sony seraya menjambak jilbab pendek merah satin Gita.

Penis yang besar, panas, serta asin itu memenuhi rongga mulut dan bibir Gita, membuat gadis berjilbab itu tersedak-sedak kal penis itu mencapai tenggorokannya. Menghalangi jalan masuknya udara. Sambil memaju mundurkan penisnya di mulut si artis cantik berjilbab itu, dengan kasar Sony mencengkeram jilbab dan kepalanya. “Ookkhh…emmphh…”, hanya bunyi itu yang keluar dari mulut Gita kala penis Sony maju mundur didalam mulutnya

Artis dan pedangdut berjilbab itu hampir saja kehabisan nafas, beruntung sekali penis dimulutnya itu tidak terlalu lama berada dalam mulutnya. Tak lama kemudian, “Akkhh….Gittahh…nniihhh…!!”, seru Sony yang telah mencapai klimaksnya seraya menyemburkan sperma dari ujung penisnya. Cairan putih dan hangat mengisi langsung mulut dan tenggorokannya. Membuat Gita tersedak-sedak serta merasa jijik. Namun akhirnya artis berjilbab itu bisa bernafas lega saat penis Sony ditarik dari dalam mulutnya.

Kini hanya tinggal Herry yang masih bertahan menyetubuhinya. Dengan penuh semangat genjotan pria pemerkosa itu semakin lama semakin cepat sehingga mulut gadis berjilbab ini hanya mampu mengeluarkan lenguhan-lenguhan menahan sakit serta birahi yang entah darimana datangnya.

“Oohh...iihh..oohh..iihh..”, begitulah lenguhan Gita kala menahan gempuran dan genjotan Herry terhadap vaginanya.

Hampir sepuluh menit lamanya Gita digenjot oleh Herry dengan posisi terlentang. Tiba-tiba pria itu menghentikan genjotannya. Lalu dengan tubuh Gita yang lunglai itupun dibaliknya hingga tengkurap. Diangkat bokong bulat nan padat itu hingga menungging keatas. Dengan gemas diusap-usap dan diremasnya bongkahan pantat bulat milik Gita. Lalu seraya mencengkeram Herry mulai menyodok-nyodok liang surgawinya dari belakang.

“Oouhh…aaakkhh…!”, teriak artis berjilbab itu tatkala hentakan keras penis pria pemerkosanya menghujam keras dari belakang. Wajahnya yang manis terbalut jilbab merah satin itu nampak mendongak dan merintih kesakitan sekaligus nikmat. Lalu disela-sela genjotannya, Herry meremas-remas buah dadanya seraya melepaskan baju satin merah lengan panjang Gita. Sony yang telah kembali tegang segera ikut beraksi kali ini dia duduk mengangkang didepan wajah cantik Gita seraya kembali memaksanya untuk mengoral penisnya lagi. Dan dengan memegangi kepala Gita yang terbalut jilbab merah satin didorongnya penis itu maju mundur.

“SShhh..oooohhhhh…ooohhhhh enak bangetttt kammuu Gittaaaa…”, racau kedua pria yang sedang asyik memperkosa mulut dan vagina artis berjilbab itu dari depan belakang.

Gita yang tak berdaya lagi hanya bisa melenguh, ......“Emmhhh…uummhhhh…”, suara yang tertutup oleh derasnya hujaman penis Sony dimulutnya. Matanya terpejam seraya kedua tangannya mencengkeram pangkal paha Sony erat.

Betapa pemandangan yang menggairahkan! Bagaimana tidak? Artis cantik berjilbab pendek itu sudah telanjang hanya rok dalamannya yang berwarna pink tersingkap sepinggang sedang menungging. Dua orang pria sedang sibuk menyetubuhinya dari depan dan belakang.

Tubuh Gita yang sudah amat kepayahan menghadapi serangan penis pemerkosanya mendadak bergetar hebat. Nampaknya Gita telah mencapai puncak orgasmenya. Dan bersamaan dengan itu pula, “Aaahh…Giittaahh…nniihhh!!”, teriak Herry kala mencapai puncak orgasmenya sembari menyodok dalam-dalam penis ke dalam liang surga Gita.
”Crrooottt,,.crooot….crottt”, sperma sang produser itupun menyembur kedalam rahim sang artis berjilbab. Dan tak lama kemudian Sony pun menyusul dengan memuncratkan spermanya di wajah Gita. Sebagian muncratan sperma Sony nampak membasahi jilbab pendek merah satin yang dikenakan Gita.

Mereka bertiga pun tersungkur lemas diatas ranjang itu dengan Herry menindih tubuh Gita yang sedang tengkurap sedangkan Sony nampak terduduk lemas mengangkang didepan kepala artis berjilbab itu.

Satu setengah jam kemudian kedua pria itu kembali melampiaskan hasrat birahinya yang terpendam selama ini terhadap Gita sang artis berjilbab. Nampak Sony sedang duduk dibangku yang ada samping ranjang sedang memangku Gita yang diposisikan duduk membelakanginya. Sedangkan Herry sang produser sinetron itu nampak berdiri diatas ranjang asyik memaju mundurkan penisnya kedalam mulut Gita seraya memegangi kepala yang terbalut jilbab merah satin itu.

Hampir seharian mereka memperkosa tubuh sintal milik Gita si artis dangdut berjilbab itu sepuas-puasnya tanpa memberi kesempatan pada anak buah mereka untuk ikut mencicipi juga. Yah maklumlah, namanya juga bos. Masa yang enak mau dibagi-bagi?

Gita yang telah dinodai seharian oleh si produser dan sutradara sinetron bejat itu, tidak dapat berbuat banyak setelah menerima ancaman mereka. Apabila ia buka mulut, rekaman perkosaan itu akan mereka sebarluaskan. Klise, namun ampuh.

Gita, artis berjilbab itu akhirnya pulang dengan membawa kisah kelam yang tak akan dapat diceritakannya. Bukannya job sinetron yang ia dapat melainkan sex job!

Gita KDI

By Lucy → Thursday, April 16, 2020

Kisah ini menceritakan tentang kisah sedih seorang gadis canti jelita nan manis yang bernama Anisa Rahma. Ia adalah seorang mahasiswi arsitektur di salah satu perguruan tinggi ternama di Bandung. Rahma (panggilan Anisa) berumur 22 tahun pada tahun ini. Wanita cantik yang hobi nyanyi ini merupakan salah satu personel Girl Band yang tengah populer saat ini, yaitu Cherrybelle. Karena kecantikannya, banyak teman-teman khususnya pria yang ingin sekali mendekatinya, terlebih fansnya. Namun walaupun Anisa adalah seorang artis yang sedang ngetop, dia tetap ramah kepada teman-teman di kampusnya maupun pada fansnya.

Sutu hari, ada seorang teman laki-laki Anisa yang diam-diam menaruh hati kepadanya, dia bernama Rendy Johanes. Ia selalu menyimpan foto-foto anisa yang tersebar di Internet. Namun pria ini terhitung pria yang kurang baik, hal tersebut terlihat dari gaya hidupnyaa yang tidak karuan, dia selalu bolos kuliah, minum minumman keras dan yang lebih buruk lagi, dia adalah seorang pecandu sex yang sangat berat, hidupnya tidak bisa kalau tanpa sex, oleh karena itu ia selalu mengoleksi film maupun gambar porno.
Suatu ketika, Anisa sedang duduk sendiri di kelasnya, ia sedang menunggu temannya yang sedang ke perpustakaan. Ketika itu Rendy melintas di depan kelas, lalu ia mendekati Anisa bermaksud untuk PDKT. Namun sialnya ketika baru hendak akan menyapa, teman-teman Anisa datang dan langsung mengajaknya pulang, karena mau mengerjakan tugas kelompok di rumah Anisa,

Rendy : “ h..hay Anisa...... (berusaha menyapa)
Anisa : “ ohh.. iyah... hay.... maaf aku lagi buru-buru, sampai jumpa... (menjawab ramah sambil terburu-buru pergi karena di ajak temannya pulang)
Rendy kesal karena percobaannya untuk PDKT gagal. Dia sangat kesal karena usahanya itu bukanlah yang pertama, ia telah berkali-kali berusaha mendekati Anisa, namun selalu kandas.
Karena kesal ia pulang ke rumah sahabatnya yang biasa ia kunjungi, sahabatnya itu bernama Jordy Nainggolan, ia adalah seorang fotografer freelance di salah satu tabloid porno di Singapura. Karena ia sedang free job, makanya dia stay di Indonesia.
Sesampainya Rendy di Rumah Jordy, ia langsung melakukan ritual seperti biasa, minum-minum bareng. Dan sambil berbagi minuman itulah Rendy CURHAT tentang perasaannya kepada Anisa.

Rendi : "Hey bro... Gue lagi BT abis ma cewek inceran gue di kampus ni, Doi sok jual mahal banget" (kata Rendy sambil kesal)
Jordy : "sape emangnye??? Kenapa gak lo culik ajeh!!! Trus lo pake deh... Hahahaha.....!!!" (Ledek Jordy)
Rendy : " ehh... Gak semudah itu bro... Doi artis, tau kan lo si Anisa, personel Cherrybelle!??, jangankan nyulik, mau PDKT ajeh susah banget"
Jordy : "gue agak aneh liat lo, ko tumben lo cemen bro... Gak seganas biasanya, hahahaha..... Emang lo pengen apain tu cewek??!!!
Rendy :"Awalnya gue pengen banget jadi pacar doi, tapi gue nyadar, mana mungkin doi mau, secara gue bukan siapa-siapa... And fisik gue gak ganteng-ganteng amat" (ucapnya pesimis)
Jordy : " Brooo.... Bangun...!! Ini bukan Rendy yang gue kenal ni.... Cemen and pesimis abis!!! Ayo bangkit, gue siap bantu lo kok..." (Memotivasi sahabatnya itu)
Rendy : "so.. What am I going to do brooo??!!! (Kebingungan)
Jordy : "gini ajeh... Lo bilang kalo pengen jadi pacar tapi gak mungkin!! Tapi lo masih punya kemungkinan buat nyicipin memeknya!! Gimana??" (Menawarkan Ide)
Rendy : "Diperkosa gitu maksud lo??, tapi gimana caranye?? And resikonya berat banget bro... Yang ada gue bisa tamat di penjara"
Jordy : "bro... Ada gue... U ikutin rencana gue ajeh... Tenang ajah!!!, yang penting kasih bagian gue juga memeknya hahahah...."
Rendy : "wah kalo masalah bagi-bagi memek pasti, u kan sahabat gue dari SD, sahabat mesum, sahabat tepar,hahahahah..... Pi masalahnya, gimana caranya nih??!!!"

Akhirnya, Jordy berbisik di telinga Rendy, dan entah apa yang mereka rencanakan, yang jelas, Anisa kini dalam bahaya.

Pada suatu ketika, Anisa sedang berkumpul dengan anggota chibi yang lain di sebuah hotel, mereka baru saja show, ketika asik mengobrol tiba-tiba Anisa ditelpon oleh nomer yang tidak ia kenal, yang ternyata itu telpon dari Jordy sahabat Rendy.

Anisa : "hallooo..... Siapa yah...??!" (Anisa mengangkat telpon)
Jordy :" benarkah saya berbicara dengan Anisa?!!"
Anisa: "iya betul, siapa yah??"
Jordy : "Saya Frank salah satu fotografer sekaligus manager tabloid W***A, saya mau follow up masalah kontrak yang sudah di tanda tangani oleh manager anda tentang pemotretan untuk model majalah, kebetulan nanti malam waktu pemotretannya."
Anisa : "kok saya tidak tau yah?? Biasanya manager saya bilang kalo ada jadwal,"
Jordy : " Begini saja, Anisa tanya dulu ke manajernya, mungkin lupa!, kalau sudah fix, saya tunggu mbak nanti malam pukul 19.00 di hotel G***n A*****A," menyebutkan nama hotel di Bandung.

Sebenarnya Jordy punya beberapa teman di tabloid yang ia tadi sebutkan, dan memang majalah tsb memiliki agenda untuk melakukan pemotretan dan wawancara kepada Anisa, makanya Jordy memanfaatkan keadaan itu.

Anisa lalu bertanya kepada Victor (manager Chibi) dan Victorpun meng-iyakan kontrak pemotretan itu, namun ia belum tau masalah waktunya, karena dari pihak tabloid belum mengkonfirmasi kepada Victor. Akhirnya Anisapun tertipu oleh Jordy, dan malamnya ia langsung ke Hotel yang telah ditetapkan. Anisa datang bersama Victor, namun ternyata modus kriminil Jordy sudah sangat rapi, jadi Victor bisa diatasi, ketika menjelang masuk hotel Victor di telpon agar oleh orang suruhan Jordy, dan ia menggiring Victor agar Anisa dibiarkan masuk seorang diri ke room yang ditentukan.
Setibanya Anisa di room yang ditentukan. Anisa memencet bell kamar, dan Jordy membukakan pintu.

Jordy : " Anisa?""
Anisa : "iya,... Ini lokasi pemotretan tabloid W***A?
Jordy : "iyah betul, silahkan masuk,.. Saya Frank yang tadi telpon Anisa, gimana dah siap untuk sesi pemotretan?! Oh iya, maaf tolong HP nya di-off kan dulu, biar kita lebih khusu."
Anisa :"oh iyah... Kita mau foto bertema apa??"
Jordy :" kita akan berfoto bertema bikini, dan itu telah disepakati oleh manager anda"
Anisa kaget mendengar itu,
Anisa:"tapi saya tidak tau kalau akan dipotret dengan pakaian semacam itu,?!"
Jordy : "ya itu terserah anda, yang jelas manager anda sudah teken kontrak, apabila anda membatalkan kontrak sebelah pihak, kami akan menuntut dan akan panjang urusannya, bukan cuma karir anda yang akan jatuh, tapi Girl Band anda juga, semua di tangan anda" (menakuti Anisa)
"Tenang ajah, kami tidak akan memotret terlalu Vulgar kok" tambahnya sambil memberikan setelan bikini berwarna pink yang harus dikenakan.
Anisa : "hmmmm..... Okeh lah... " Tanda menyetujui dan pergi ke ruang ganti.

Anisa kini telah siap dipotret dengan berbusana bikini, dan setelah beberapa pose pemotretan, Jordy memanggil Rendy,
Jordy : "Ren.... Bawa properti tambahan...!!!" Memanggil Rendy untuk membawakan sesuatu.
Anisa :"loh.. Ada orang lain juga to disini?"
Jordy : "iyah, dia asisten saya dan kadang jadi model pria tambahan or pengganti.
Dan datanglah Rendy yang berkepala plontos itu dengan membawa Dildo merah muda, dan Rendi dalam kondisi telanjang bulat. Anisa kaget melihat itu, dan Rendy mendekati Anisa yang masih mengenakan bikini dan melepasnya paksa,
Anisa :" lohh... Ren?!! Kamu??!! Ini sebenernya bagaimana? Kenapa dia telanjang??!!" Anisa bingung bercampur takut.
Rendy :"bukan aku saja, tapi kita" sambil mendekali Anisa dan melepas paksa bikini merah muda itu.

Anisa berusaha melawan sekuat tenaga dan berusaha berteriak minta tolong, namun hal itu sia-sia, karena kamar yang dipesan Jordy untuk mengeksekusi Anisa sudah dipasangi kedap suara, jadi tidak akan terdengar walau Anisa berteriak. Anisa baru menyadari dia sedang dikerjai, namun apa daya dia hanya seorang wanita dan seorang diri melawan dua pria yang sedang tinggi birahinya.

Rendy berusaha merobek bikini tipis itu, Anisa hanya bisa meronta, dan robeklah bikini itu perlahan, sampai pada akhirnya Anisa tak terbungkus oleh sehelai kainpun. Rendy dan Jordy menganga melihat gundukan payudara yang menggoda itu, walau tidak besar, payudara Anisa menjadi penambah daya tarik kecantikan wajahnya, ditambah Vagina perawan anisa yang terawat dengan labia minora yang berwarna merah hati, menjandi pelengkap keindahan gadis cantik asal Bandung ini.

Jordy memegangi tangan Anisa sambil meremas-remas payudaranya dan Rendi bermain-main dengan vagina Anisa yang sudah di depan matanya. Rendy memainkan vagina Anisa dengan dildo merah muda yg ia pegang, dan ia memasukkannya ke dalam vagina yang masih tersegel rapi itu, dan... "Aaahhhhh....... Sakit Renn...... Ahhh...... Jangan....!!!! Jerit Anisa kesakitan setelah vagina perawannya ditembus dengan dildo, nampak darah segar mengalir dari mulut vagina Anisa yang telah dimasuki dildo itu.
Jordy : "ahh... Payah lo bro... Memek perawan lo masukin dildo, mendingan kontol lo ajah!!! Sayang banget bro!!!" Menyesalkan perbuatan Rendy.
Rendy : "biarin ajah bro... Gue pengen mainin dulu ni memek cewek idaman gue hahahaha"
Anisa hanya bisa menangis dan merintih serta menyaksikan vaginanya menjadi objek pelampiasan para pria bejat itu.

Vagina anisa yang memiliki bulu kemaluan di atas bagian klitorisnyanya itu kini dihujam oleh dildo yang tengah menggelitiki vagina yang berlumuran derah segar keperawanan, dan sesekali Anisa menggelinjang mulai merensop rangsangan yang sebenarnya nikmat dirasa.

Kini Anisa menggelinjang hebat sambil terkulai lemas karena ia mendapatkan orgasme pertama kalinya, tubuhnya seketika terkulai lemas, suara rintihnya melemah dan usaha menolak dengan gerakan rontaanyapun kini melemah “ahhh.... oohhh...... hmmmm... ahhh...... sttststst... ah....... jangan Ren.... ohhh.........”

Rendy dan Jordy membangunkan Anisa dari posisinya yang sedang berbaring lemah, Anisa dijongkokan sehingga ia berdiri dengan bertopang lutut, dan tangannya diarahkan untuk memegang kedua penis yang dimiliki kedua orang sahabat itu.

Dan sesekali Jordy dan rendy bergantian menjulurkan penis tegangnya itu kemulut Anisa.

Rendy: “Ayo buka mulut lo manis... sepong kontol gue!!! Gue udah ngaceng banget ni...” langsung memasukkan penisnya ke mulut Anisa dan mendorongnya maju mundur. “Anjing... enak banget ni mulut cewek, ahhhh... ahhhh.... ahhhh...” sambil menggoyangkan penisnya maju mudur dengan cepat, bahkan ia tancapkan dalam-dalam penisnya itu sampai ke kerongkongan Anisa, sampai Anisapun terbatuk-batuk dan hampir mau muntah.

Begitu pula dengan Jordy, penisnya sesekali di elus-elus oleh tangan imut personel cherrybelle yang cantik ini dan sesekali ia masukan ke lubang mulut Anisa.
Jordy : “Bro... lo gak salah pilih target, udah cakep, sepongannya juga okeh, padahal dia gak kasih respon, apa lagi kalo doi kasih renpon, hahahahaha....” sambil menikmati hisapan mulut Anisa pada penisnya.

Payudara yang berputing merah muda itu terlihat menggelayut lemas seakan ikut merasakan penderitaan Anisa dan gundukan vagina yang tertungkul ke bawah seakan sedang menunggu giliran untuk dimasukkan penis para bajingan itu.

Jordy : “ tuh gue kasih waktu buat lo nikmatin memeknya ni cewek duluan, gue mau ke belakang dulu. (meninggalkan pesta atas tubuh Anisa)
Rendy:”Okeh bro.... jangan lama-lama, fantasinya kurang berasa kalo maen sendiri”

Dan Anisapun disuruh berdiri dengan paksa kemudian Rendy Berbaring di bawahnya, Anisa di paksa untuk menduduki penis tegang Rendy yang sedang mengacung dan...
Anisa: “ahhhhh.... sakit Ren... ampun....” memelas dan merintih.
Rendy : “Anjing lo... semakin lo merintih, gue makin horny and nafsu ngentotin lo sayang... ahhhhh... ahhh... “ sambil menggoyangkan penisnya dari bawah ke lobang mulut vagina perawan itu. Dan rendypun sesekali mendorong dan menarik bokong anisa agar ia mengikuti gerakannya. Setelah 7 menit, Jordy datang kembali dan kembali mengikuti pesta penggagahan keperawanan vagina Anisa cherrybelle.

Ia merangsang klitoris Anisa dengan getaran dildo, dan mulut vagina Anisa tersumpal dengan penis keras Rendy yang sedari tadi keluuar masuk menikmati vagina Anisa.

Nampak setelah terkena sentuhan getaran dildo pada klitoris Anisa yang disaat bersamaan pula lobang vaginannya pun sedang bersarang penis mengakibatkan Anisa kembali orgasme dahsyat yang kedua “ahhh.... aku gak kuat.... aku ingin pipis.... ahhhhhhhh.........................” terkulai lemas lah Anisa untuk yang ke dua kalinya.

Kemudian Jordy meminta untuk ikut merasakan vagina dara cantik asal Bandung ini.

Jordy : “Kasian doi lemes tuh... sini giliran gue,” sambil membangunkan Anisa yang terduduk lemas di atas penis Rendy.

Jordy mengangkat Anisa dan menggendongnya dari depan sekaligus memasukan penis tegangnya ke dalam vagina Anisa.

Jordy: “anjrit... bener-bener enak memek gebetan lo ini..... ahhh..... ahhh...” sambil menyodok vagina Anisa dengan posisi menggendong tubuh imut Anisa chibi.

Anisa hanya mengikuti dan memeluk bahu Jordy, bukan karena ia menikmati sepenuhnya, namun ia takut terjatuh dari pelukan Jordy jika ia tidak berpegangan erat. Kemudian pegangan erat itu pula menggambarkan kesakitan yang bertabur kenikmatan yang ia rasakan dari vaginanya itu.

Karena merasa berat dan capek, akhinya Anisa diturunkan dari pelukannya itu, dan Anisa disuruh menungging, maka jelaslah nampak terlihat dua lubang, yaitu lubang vagina dan liang dubur milik Anisa.

Belum puas dengan menyodok Anisa dari bawah, iya kini menyodok lagi dari belakang. Wajah Anisa terlihat jelas dari selangkangannya sendiri, rambut Anisa yang panjang dan hitam itu menggelayut ke bawah, dan wajah manis yang biasa tampil di depan Televisi dengan senyum ceria, kini meringis mendesah dan kesakitan menahan rasa sakit di vaginannya yang baru saja hilang keperawanannya. Rasa benci, sakit, perih dan nikmat serasa bersatu menggunduk di dalam jiwa Anisa. Selayaknya seorang wanita normal, ia berharap keperawanannya itu bisa diberikan kepada oarang yang ia cintai, namun semuanya telah sirnah.

Kini Jordy melepaskan penisnya dari liang vagina Anisa, dan Rendy kembali melanjutkan nafsu birahinya itu dengan kembali mendudukan Anisa di atas penisnya. Rendi duduki di atas sofa dengan mengacungkan peisnya ke atas bagaikan roket yang akan meluncur. Namun Anisa nampaknya sudah mulai bisa menikmatinya, karena tanpa disuruh, Anisa langsung bergoyang di atas penis itu. Anisa berfikir semakin cepat ia memberikan goyangan kenikmatan pada kedua penis itu, semakin cepat pula ia selesai dari penyiksaan yang ia rasakan itu.
Rendy : “Anisa sayang...... ahhh... ahhh... memek kamu bener-bener ajib..... enak sayang ah......”
Namun Anisa tidak mau menghadapkan mukanya ke hadapan wajah Rendy, teman kampusnya yang bajingan itu.

Anisa kembali di baringkan, dan rendy sepertinya sudah mulai merasakan akan ejakulasi, ia cabut penisnya dan memasukan kemulut Anisa dan menggesek-gesekannya, setelah beberapa detik Anisa kaget karena mulutnya dipenuhi cairan pekat dan asin.
Anisa berusaha mengeluarkannya sperma itu dari mulutnyanya, namun Rendy terus menyumpal mulut Anisa dengan penisnya yang masih setengah tegang itu.

Dan Anisapun terpaksa menelan sperma yang ada di tenggorokannya itu.
Baru saja penis Rendy keluar dari mulutnya, kini liang vagina Anisa Telah di sumpal lagi dengan penis Jordy. Nampak cairan kewanitaan Anisa yang telah mengering meutih di batang penis Jordy, jordy terus menggenjot Anisa dengan cepat, anisa terus mendesah “ahhh.... ahhhhh.... ohhh...... ampunnn... ahhh...... terus.... enak...... ahhh....... yeah.... ahhhhh....” dan desahan Anisa diakhiri dengan desahan panjang tanda orgasme ke tiga yang ia dapatkan. Namun desahan panjang Anisa itu ternyata dibarengi dengan penetrasi yang sangat dalam dari penis jordy yang juga di barengi desahan Jordy “argghhhh.... ahhh... ahhh ahhh..... enak bener ngecrot di memek kamu ... ahhh.... “ katanya , ternyata Jordypun berejakulasi, mereka orgasme bersama, menyyatukan cairan birahi mereka bersamaan.

Anisa merasakan ada cairan hangat yang mengalir deras di dalam vaginanya. Iapun berusaha mengeluarkannya karena takut akan mengakibatkan kehamilan. Dan ternyata mengalirlah cairan putih yang lumayan banyak dari liang vagina Anisa.

Setelah puas mengeluarkan lahar putih, ke dua orang itu mengambil sesuatu dari tiap sudut di room itu, dan ternyata itu adalah kamera tersembunyi yang sengaja mereka pasang untuk merekam adegan itu.

Jordy menontonkannya kepada Anisa, sambil berkata,
Jordy :”Lo silahkan laporan sama siapapun tentang pemerkosaan ini, termasuk sama polisi, tapi lo pun harus siap menjadi tontonan bagi para twibi and twiboy dalam adegan sex ini, hahahahaha..... dan resikonya lo akan hancurin karir lo and temen-temen lo kalo video ini nyebar.” Mengancam dan menakuti Anisa.
Anisa hanya terdiam sambil sedikit meringis, matanya berkaca-kaca seakan tak kuat lagi membendung tangisan.
rendy:”and satu lagi, kalo lo gak mau ini menyebar, lo harus siap kapanpun kalo kita lagi butuh memek lo... okeh!!! Hahahahah........”

Menikmati “anisa chibi” bersama sahabat

By Lucy →

Hai… kenalin nama gue Ricko, gue salah satu mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan ternama di Jakarta, sebelumnya gue berkuliah di Australi, karena alesan tertentu gue dipindahin ke Jakarta ma nyokap. Fisikly Gue memiliki tubuh yang tinggi dan kekar, maklum gue anak blesteran Indo-Jerman.

Awal kisah bermula pada saat gue baru 4 bulan masuk kuliah di Universitas di Jakarta ini, gue menemui seorang cewek Chinese yang ngebuat gue selalu horny, dia adalah Margareth Angelina yang biasa dipanggil “angel” namanya sesuai dengan penampakannya, bagai bidadari putih mulus dan bersih. Gue sebelumnya kagak tau kalo doi ternyata artis yang cukup terkenal, yaitu salah satu personel dari GB yang lagi beken. Angel jarang sekali keliatan di kampus, makanya pas doi muncul di kampus, gue piker Mahasiswi baru, ternyata doi seangkatan ama gue, Cuma beda Jurusan ama gue. Semenjak pandangan pertama gue ngliat dia, gue slalu kepikiran. Apa itu namanya cinta in first sight or apa??!! Gue bingung juga, soalnye gue tiap liat cewek cakep langsung kepikiran ajeh.
Suatu ketika, pada saat pulang kuliah, kira-kira jam 5 sore, dia keliatan sendirian lagi nungguin seseorang, akhirnya gue coba tuk deketin doi, walaupun gue kurang PD (maklum kemaluan gue gede alias pemalu).

Gue : “Hhhheheyy....” (menyapa sambil terbata-bata)
Angel : “Iyah.... (menjawab tanpa menatap wajah gue karena lagi sibuk dengan BB nya)
Gue awalnya ngeper, “gile ni cewek sombong banget” pikir gue dalem hati. Tapi gue coba terus deketin doi karena jarang-jarang gue berani nyapa cewek kaya gitu.
Gue : “Angel yah...”
Angel : “iyah... (mulai merespon dengan melihat ke arah gue) “siapa yah??? .... ehh.... tapi kaayanya aku juga pernah liat kamu deh...
Gue :”Ya iyalah pernah liat, kita kan sekampus!! Kenalin gue Ricko, gue baru disini, pindahan dari Australi, btw lo anak akuntansi kan?
Angel : “oohh.... iyah... (mulai menjawab) kamu anak akuntansi juga??
Gue :”bukan-bukan... gue anak hukum. Lo lagi nunggui sape nih?? Kayanya gelisah amat???
Ange : “iya nih... aku lagi nungguin kak Victor”
Gue : “Sapeh?? Cowok lo?? (maklum gue ga pernah nonton chibi)
Angel : “bukan... dia manejer chibi, emang kamu gak tau??
Gue : “ hehehehe... sorry, gue kurang apal dengan perartisan di negara ni, coz kalo nonton juga gue nonto chenel luar terus, heheheh”
Angel :” ohh.... pantesan.... “
Gue ” iyah ni... makanya gue juga baru tau kalo yang lagi gue ajak ngomong juga artis, hehehe”
Angel : “idihh... apaan sih.... biasa ajah kali... hehehe (mulai akrab)
Dalem hati gue bilang “wah ternyata doi suple juga yah.. gue kira sombong mentang-mentang artis”
Gue: “ emang ada jadwal show yah??? Ampe Nungguin manajernya?
Angel : “ah.. nggak ko... Cuma rencananya chibi mau jalan bareng, tapi ah... ga jelas juga sih... ini di BBM belum di read ma kak victor. Ni juga tau jadi pa enggaknya”.
Gue: “emm... mau gue temenin nungguinnya?? Coz gue juga pengen donk gaul sama artis, heheheh.... kali ajah gue bisa jadi anggota chibi juga hahahaha..... (sambil canda)
Angel:”ih.. kamu gokil yah... masa cowok mau jadi anggota chibi, hahahah..... aku enggak bisa bayangin cowok se-maskulin kamu jadi anggota chibi, hahahaha (tertawa terbahak-bahak)
Akhirnya gue and doi ngobrol banyak sambil nungguin si Victor, sambil canda layaknya temen yang udah akrab. 2 jam berlalu kita kagak nyadarin, gara-gara keasikan ngobrol.
Gue :”eh... keasikan ngobro, nih udah gelap ajeh langit, gimana menejer lo jadi jemput kagak?? Ga sabar nih mau daftar jadi anggota chibi hahaha (masih dalam kondisi bercanda)
Angel :”hahahaha.... gak tau nih.... btw asik juga yah ngobrol ma kamu, padahal baru kenal, tapi aku ngerasa udah akrab ajah, hahaha... abisnya kamu gokil abis ih... hahaha (terus menertawai kekocakan gue)
Gue : ”ya udah lah.. gimana kalo kita jalan ajah, dari pada lo pulang langsung juga, udah kepalang nunggu lama. Heheheh (ajak gue)
Angel :” iyah juga sih.... and aku juga udah kepalang izin sama ortu nih... emang mau jalan kemana???
Gue : “ ya... kalo gue sih ngikut ajah, maklum udah lama ninggalin jakarta, udah ga inget tempat asik buat maen, and juga gue kagak tau lo suka jalan ke tempat bagemana?!!”
Angel: “ emm... ya dah kita nonton and makan ajah yukk.... kebetulan aku punya resto favorit, kamu cobain dehh!!!!

Akhirnya kita berdua cabut nonton terus makan, sesudah makan, gue ajakin dia maen ke apartemen gue, soalnye kurang lebih 5 jam bersama doi bikin gue horny, apa lagi pas nonton doi sempet nyandar di bahu gue, gue nyium aroma rambutnya yang wangi, and nampak dari atas belahan toket yang standar bikin gue makin nafsu, rencana gue mau kasih dia obat tidur and gue perkosa dia, soalnya gue udah ga bisa mikir jernih lagi, ga tau bakal apa resiko yang bakal gue tanggung kalo lakuin itu. Tiap kali doi meleng, gue curi-curi pandang ke arah toketnya yang berada di balik t-shirtnya, and gue juga sesekali liat belahan selangkangannya yang lumayan nampak dari balik jeans ketanya.

Gue : “ Eh.. lbaliknya maen dulu yah bentar ke apartemen gue, mau ambil barang titipan temen gue, nanti biz itu gue anterin lo pulang, gimana? Soalnye rumah temen gue ntu searah ke rumah lo nggel...
Anggel : “ oh.... ya sudah.... gak papa ko....” (jawabnya tanpa banyak mikir)
Gue : “ tapi ortu lo gak bakalan nyariin???”
Angel :” gak ko... nti aku bilang kalo pulangnya agak telat”

Akhirnya kita berdua langsung pulang ke apartement gue, and di pikiran gue udah ngebayangin hal-hal yang indah, kontol gue makin keras, and keliatan menonjol dibalik celana jeans gue. And sesekali gue ngelirik ke arahnya, ternyata doi juga sedikit ngelirik ke arah kontol gue (kali dia bingung kenapa jeans gue lama kelamaan nonjol).
Sesampenye di apartemen, gue suruh dia duduk di ranjang, maklum apartemen gue sempit and sofa y Cuma ada dua, itu juga lagi banyak buku-buku yang ditumpuk disana (maklum lagi persiapan skripsi), makanya gue suruh doi duduk di ranjang. Terus gue setelin TV and gue pergi ke dapur buat bikinin minum yang bakalan gue masukin obat tidur (sesuai rencana gue). Pas gue lagi bikinin minum dan and lagi mau masukin obat tidur, tiba-tiba doi dateng ke dapur.

Angel: “eh.. Rick!! (suaranya mengejutkan)
Gue : “i.. iyah... (sambil ngumpeting obat tidur ke balik badan gue)
Gue panik and gerogi, maklum baru kali ini gue berbuat modus kejahatan macam ini.
Angel: “aku boleh minjem anduk ga?? Aku ikut mandi bolehkan? Rasanya lengket ni badan.”
Gue : i... iyah... ambil ajah di lemari deket TV, sorry gue lagi tanggung bikin minum (sambil menunjuk arah lemari dan tangan kiri gue masih megang bubuk obat tidur itu)
Angel : ohh... iya deh gak papa... aku ambil sendiri deh... (langsung pergi mengambil anduk tanpa ada rasa curiga)
“Hampir ajeh ketauan,” ucap gue pelan, pas gue mau lanjutin modus kriminal gue, ternyata bubuk yang tadi pada jatuh, and ga da yang nyisa di bungkusnya. Kecawa berbalut rasa horny yang masih tertahan. “apess dah gue.... kayaknye gue harus coli lagi nih...” pikir gue dalem hati. Ketika sedang menyesali kegagalan modus kriminal gue, tiba-tiba angel manggil dari dalem kamar mandi.
Angel : “Rick...... kesini donk..... aku mau minta tolong”
Gue : “i... iyah bentar” (kaget sambil langsung menuju kamar mandi)
Gue menghampiri and ngetuk pintu kamar mandi.
Gue :”iyah.. gue disini, ada apa??”
Angel: “masuk ajah!!!”

Gue ngebuka pintu kamar mandi and gue terpana melihat keindahan tubuh mulus Angel yang sedang terbungkus handuk ungu punya gue, gue melongo sambil ngeliat ke arah tubuh angel, and kontol gue makin keras, serasa pengen langsung menerkam si angel. Tapi gue disadarkan oleh tepukan angel di pundakku.

Angel : “hehhh.... ngelamun ajah....!!!” kamu ngeliatin apa??? Ngeliatin anduk kamu apa ngeliatin isi di dalem anduknya???
Gue tersadar sambil sedikit malu, atas sindiran angel.
Gue : “ehh... sorry... gak maksud ga sopan ko... (gugup bercampur malu)


Tapi kegugupan and rasa malu gue berubah seketika ketika Angel tiba-tiba membuka handuknya, dan terlihat dua gunung mulis dengan pentil puting yang merah muda, gue melotot dan menganga meliat keindahan tubuhnya dalam kondisi setengah telanjang, coz CD doi belum dilepas, gue melotot dan mata gue sedang menikmati pemandangan indah itu, toket sedangnya itu sangat membuat birahi gue meakin memuncak, walau memeknya masih ketutupan CD putih bertali merah, tapi nampak jelas selangkangan ke arah memeknya itu mulis bersih, nampak seperti hampir ga ada jembutnya yang muncul.

Angel :”heh.. ngelamun lagi.... tadi pas masih ditutup melongo, sekarang udah di kasih liat masih juga bengong.... diapain kek...
Aku tau kamu dari tadi udah horny, sejak nonton, kamu ngeliatin ke arah tetknya aku, and wajah kamu udah keliatan banget lagi nahan sangek. Aku juga jadi ikutan sangek tau... apa lagi ngeliat bawah kamu makin lama keliatan nonjol, kontol kamu pasti gede, jadi aku mau kamu ajakin maen kesini.”

Gue kaget dengan ucapan angel, ternyata dia udah tau apa yang sedari tadi di otak mesum gue, and ternyata dia ngasih lampu hijau bahkan dia juga berminat buat gue entot.

Akhirnya dia narik tangan gue, langsung ajah gue lumat bibir imutnya, doipun ngebalas lumatan gue, kita berdua terus cipokan sambil tangan gue menjamahi badan doi, gue raba pinggulnya, terus naik kepunggungnya and berlanjut ngraba bagian depannya, dari perut sampai pada akhirnya gue ngeremes toketnya. Anjrit.... toketnya masih kenceng.... gue mainin putingnya pake jari dan tiba-tiba putingnya mengeras, angelpun mendesah “ahhh.....” sambil terus ciuman bibir dengan gue. Setelah kerasa makin ngeras putingnya, akhirnya gue lepas ciuman bibirnya, and terus ngenyot puting si Angel, Edan..... enak banget ngemutnye... suara desahan si angel makin bikin gue bernafsu ngelumat puting and toket si Angel.

Ga kerasa udah 20 menitan gue berciuman ma doi. Akhirnya gue lepas tali CD putihnye, and nampak memek mulus dengan sedikit jembut yang tercukur rapih di atas memeknye, jadi ga ngeganggu pemandangan belahan memeknya. Karena pegel berdiri dari tadi, akhirnya gue bopong tubuh imut personel cherry belle ini ke ranjang gue, yang mana doi dalam kondisi telanjang bulat, toket yang mancung seakan-akan minta untuk diremas dan di sedot, memek diselangkangan paha yang seakan malu-malu tapi mau untuk segera dientot.

Begitu di ranjang, Gue langsung tengkurepin doi terus gue langsung lepas semua pakaian gue dan nampaklah sudah kontol gue yang telah tegang dan sedikit basah di ujungnya, gue langsung tarik pinggulnya dan Anggelpun kini menungging di depan gue, tanpa buang-buang waktu, gue lamotin memek si Angel, mili demi mili memek Angel Chibi gak lepas dari jamahan lidah gue, dan ketika gue lamotin klitnya anggel langsung menggelinjang dan mendesah, tapi gue gak peduli doi kegelian apa keenakan, yang jelas gue lagi nafsu banget amak memek ni personel cheribelle. Gue lamotin klitnya sambil gue masukun jari telunjuk gue, dan Angel mendesah keenakan “ahhh..... rick.... enak Rick.... ouhhh.... shit..... ahhh.....” semakin dia mendesah semakin gue bernafsu ngelamot klitnya dan masukin jari gue maju mundur dengan cepat, hingga akhirnya

“ahhhhh........ aku pingin pipis Rick... ahh.... ahhh..... ahhhhhhhhhhhhhhhh...............” desahan panjang si Angel disertai gelinjangan pantanya juga pahanya yang mengejang berusaha menutup memeknya menandakan kalo si Angel orgasme, terasa cairan kewanitaan yang rasanya asin mengalir ke lidah gue membuat gue semakin nafsu, dan gue sedot lobang memek si Angel dan gue telen cairan asin itu, gue julurin lidah gue ke dalam lobang memek si Angel sambil jempol tangan gue mainin klitorisnya si Angel. Angel hanya bisa mendesah sambil menikmati permainan mulut gue atas memeknya “ahh..... enak banget rick..... ayo donk buruan masukin kontol kamu Rick... aku dah gak kuat nih....”

Akhirnya permohonan Angel gue ladenin, doi gue telentangin di atas ranjang dan gue buka pahanya lebar-lebar, nampak jelas kini lobang memek Angel Cheribelle, langsung gue basahi kontol gue dengan ludah gue (sengaja gak gue suruh oral dulu, coz gue pikir kasian taknya dia gak doyan).
Setelah basah dengan ludah gue, kontol gue yang panjang ini gue sodokin ke dalam memek si Angel, Anjrit.... peret gile.... walaupun udah kagak perawan (mungkin pernah dientot ma cowoknye, makanya doi mau gue entot). Tampak wajah meringis Angel membuat gue makin nafsu, karena masih peret, gue dorong pelan-pelan, “Sakit kagak Nggel?? Kalo sakit gue cabut ajah” kata gue sambil sok sokan care and polos. “Biarin ajah, aku meringis keenakan walau agak sakit Rick, oohhh... ahhh....” kata si Angel sambil narik bagian atas memeknya biar lobangnya agak kebuka lebar. Dan guepun terus lanjutin genjotan gue, mulut gue pun gak bisa nahan keenakan memeknya si Angel, gue juga mendesah “ahhh..... ahhh..... enak banget memek lo Nggel... ahhhhh....” sambil gue goyangin mulai dengan tempo yang agak cepet, setelah 5 menit, doi udah gak ngerasain sakit, tapi tinggal enaknya, doi pun megangin paha gue sebagai isyarat biar gue sodok terus memeknya dengan cepat, gue langsung kencengin kecepatan genjotan gue dan “ahhhh..... ahhh.........” si Angel mendesah

sambil nahan pantat gue ketika kontol gue amblas di dalem memeknya bahkan kontol gue serasa udah mentok ke dinding rahimnya or apalah (gue ga ngerti daleman memek). Kerasa daleman memek si Angel mpot-mpotan karena orgasme yang kedua.

Pegangan tangan doi ke pantat guepun mulai melemah, and gue biarin dulu sambil gue ciumin bibir and sedotin toketnya.

Terus gue bangunin si Angel dari ranjang and gue tiduran, sekarang si Angel ada di atas gue, sambil berhadapan doi goyangin memeknya di atas kontol gue, “ahhh... ahhhh.... desahnya sambil goyangin memeknya naik turun, nampak toketnya naik turun ngikutin irama goyangan si Angel,

toketnya itu seakan-akan ngeledekin gue dan gue remes toket yang bergoyang itu, “Nggel gak nyangka bukan Cuma dance di atas panggung doang lo, tapi bisa goyang di atas kontol gue, ahhh...” Angel tersenyum sambil lanjutin goyangannya, sesekali dia merem melek sambil ngegigit bibir imutnya, tanda menikmati banget kontol gue.

Terus gue balikin badan ntu personel Chibi, sekarang dia masih WOT tapi ngebelakangin gue, karena gue ngeliat doi udah rada ngos-ngosan, sekarang gue yang nyodok memek doi dari bawah, gue sodok abis-abisan memek si Angel, dan akhirnya doi ngejingkrak berdiri tapi langsung duduk lemes, tanda orgasme ketiga. Orgasme kali ni agak banyak, soalnye kerasa ada yang netes ke perut gue, and gue buka lobang memeknya yang lagi orgasme itu.

Ketika dia udah mulai lemes, gue sodokin lagi kontol gue ke dalem memeknya si Angel. Dan gue genjot kenceng, “ahhhhh..... ahhhhh.......” gue ngerasa kontol gue pengen ngecrotin peju dalam hitungan beberapa menit lagi, “Nggel... I’ll cum babby... ooohhhhh.... ohhhh.....” desah gue keenakan, “ahh... jangan di dalem ya Rick.... ahhh...ooohh.....” desahnya sambil ngingetin gue biar jangan ngcrotin di dalem memeknya (doi takut bunting, bisa ngerusak citra Chibi kalo ampe bunting dia).

“ahhhhh.... bentar lagi ni gue keluar... argghhhh.... hmmmm....” kata gue. “sini aku kocokin pake tangan biar gak keluar di dalem..” Kata doi sambil berdiri dari atas kontol gue dan turun dari ranjang sambil jongkok, guepun berdiri and ngarahin kontol gue di depan mukanye si Angel, Doi langsung pegang and ngocokin kontol gue sampe ngecrot di muka Angel yang mulus dan cantik itu.

Angel: “Ahhh..... sperma kamu kena muka aku deh.... eemmmmhhh.....” pasang muka manja gara-gara muka cakepnye kesemprot pejuh gue.
Gue : “tapi enakkan ML ama gue, hehehe”.
Angel : “Emmm...... enak gak yah??? Kasih tau gak yah??? (sambil canda-canda manja ala chibi)

Akhirnya, gue sama si Angel tiduran di ranjang sambil canda-canda sampe akhirnya si Angel tidur dipelukan gue dalam kondisi bugil.

Sungguh nikmat rasanya nyelupin kontol ke memek cewek yang mukenye bikin kita horny and muncratin pejuh ke mukanya yang cakep.

Dari sejak ntu, gue mulai deket dengan Angel and beberapa temennye (personel chibi). Bahkan kalo lagi gak ada jadwal buat show, si Angel ngabisin waktunye bareng gue and sesekali bercinta di apartemen gue or di hotel.

Semalam Bersama Angel Chibi

By Lucy →


Titi Kamal dan Aku

By Lucy → Sunday, April 12, 2020



Pelajaran Dari Mama

By Lucy →



Putri yg tertidur

By Lucy →



Personal trainer

By Lucy →



Kalo Berani Satu Satu Dong

By Lucy →


Kisah Kelam Bulan Madu Bunga Citra Lestari

By Lucy →


Dubai, Dubai, oh Dubai. Sejak pertama kali gue datang kemari gue udah terperangah dengan sistem manajemen kota ini. Tata letak, arsitektur, lalu lintasnya serba tertata membuat gue serasa berada di simulasi komputer aja. Di sini membangun skycrapper kayak menaruh rumah-rumahan monopoli. Seperti ada tangan raksasa yang menaruh mereka sehingga bisa apik kalau dilihat dari kejauhan. Udah gitu bentuknya aneh-aneh lagi. Bentuk-bentuk yang loe bayangkan hanya bisa dipahat atau diukir pada benda seukuran lemari bisa lo temuin ukuran Godzilla-nya di gedung perkantoran sini.

Nagita Slavina

By Lucy → Friday, April 3, 2020


Setelah merapikan barang – barang yg dipakainya syuting, Wulan bersiap-siap pergi memanasi kendaraan. Di sela itu, ia menerima telepon dari buah hatinya.

Wulan Guritno XXX

By Lucy →


Hari itu Dokter Budi kedatangan pasiennya sepasang suami istri, Pepi dan Sabria, dengan santai Dokter Budi mengangguk kepada Pepi dan Sabria yang dibalas dengan anggukan kedua orang itu. Dokter Budi tersenyum, keduanya pun membalas senyuman sang dokter. Kening Pepi berkerut membentuk angka 11 saat menyadari Dokter Budi tersenyum sambil melirikkan ekor matanya ke arah dada Sabria.

Tawa Sutra XXX

By Lucy →

Venna Melinda XXX

By Lucy →

Derita Deswita Maharani

By Lucy →

Gita Gutawa XXX

By Lucy →


Pak Dadang..ntar anterin Tian ke FX yaa..”.
“beres, non..”. Tian pun kembali ke kamarnya.

“ahaha..senangnya nggak ada syuting hari ini..”, ucap Tian dengan tawanya yang khas. Tian berganti pakaian untuk pergi ke mall. Sudah janji dengan temannya akan jalan-jalan seharian karena hari ini bebas syuting, yeeey.
“ayo, Pak..kita berangkat..”.

“ayo, non..”. Tian langsung masuk ke dalam mobil sedannya yang mewah itu. Mobilnya juga sudah dipanaskan, Dadang langsung mengemudikannya keluar rumah. Tak ada percakapan antara Dadang dan Tian karena Tian sibuk sendiri dengan hpnya.

“Pak Dadang pulang aja dulu..ntar kalo Tian mau pulang, Tian telpon deh..”.

“oke, non..Pak Dadang nanti jemput di sini lagi, non ?”.
“ng..ntar Tian telpon jemput dimana, soalnya mau jalan-jalan juga..”.

“ok deh..Pak Dadang pulang dulu ya, non..”. Tian berjalan masuk ke dalam mall. Cukup banyak juga yang mengenalinya terutama kalangan ibu-ibu. Memang, dia belum terlalu tenar, tapi setidaknya, banyak yang sudah mengenalnya.

“eii Sherl..”, gadis cantik bergigi gingsul itu langsung memeluk sahabatnya.
“udah lama Sherl ?”.
“baru nyampe kok gue..”.
“maaf nyaa Sherl, tadi ada ngajak foto-foto hehe..”.
“duuh, tau deh yang artis lagi makan daun hahaha”.
“ah lo tuh makan daon kayak kambing ahaha. yaudah Sherl, kita nonton aja yuuk..”.
“okee..”. Usai membeli tiket, Tian dan Sherly duduk di cafe.
“eh Ti..ada yang ngeliatin kita dari tadi..”, bisik Sherly.
“mana ?”.
“itu..di belakang kita..”. Perlahan, Tian menengok ke belakang.
“iih itu mah Om-om ganjen..lo mah ada-ada aja..iih..”.
“ya kan lumayan, siapa tau aja bisa jajanin kita hihi..”.
“jangan ah, bahaya tau maen-maen ama Om ganjen ahaha”. Banyak yang melirik. Meskipun gayanya tomboy, wajah Tian cukup menarik perhatian cowok, gigi gingsulnya pun menambah imut wajahnya. Sherly pun tak kalah cantik. Tak heran mereka berdua menarik perhatian. Tian dan Sherly menghabiskan banyak waktu di mall tersebut. Waktu terasa cepat berlalu jika bersama Sherly. Begitu juga sebaliknya. Mereka berdua memang sangat cocok. Keduanya sama-sama tomboy dan tak jaim, tak heran kalau mereka berdua klop.
Bosan di mall saja, mereka pergi ke tempat lain dengan taksi.

“kita kemana lagi nih, Sherl ?”.
“kemana yaa yang enak ?”.

“ke Taman XXX aja kayaknya enak..lagi pengen jalan-jalan di taman nih..”.
“oke deh..Pak, ke Taman XXX yaa..”. Mereka berdua hanya berjalan-jalan saja, mengobrol sambil duduk di bangku taman. Sementara orang-orang yang di sekitar mereka sibuk berpacaran, Tian dan Sherly sibuk ketawa-ketiwi.
“eh, Sherl..ada yang maen basket tuh..kita liat yuk, siapa tau ada yang ganteng”.
“betul juga, yuuk..”. Meskipun malam, ternyata ada juga yang bermain basket malah bisa dibilang ramai.
“ah nggak ada yang ganteng, Ti..nggak wajar semua mukanya. hahaha”.
“waduuh..nggak wajar, ada-ada aja bahasa lo..”.
“hai..boleh kenalan gak ?”. Tiba-tiba ada 2 orang yang menyapa Tian dan Sherly.
“mm..”.
“kenalin, nama gue Tomi..”.
“gue Andri..”.
“Tian..”.
“Sherly..”.
“kok pada beduaan aja ? pacarnya kemana ?”.
“kita cuma bedua aja..”.
“kok gak ama pacarnya ?”.
“kita nggak punya pacar..”.
“yang bener ? masa cewek cantik kayak kalian nggak punya pacar ?”.
“iyaa bener..”. Sementara Sherly sibuk berbicara dengan Tomi dan Andri. Tian mengirimkan sms ke Dadang agar dia menjemputnya di Taman XXX.
“maaf Tomi, Andri..kita mau pulang yaa..”, jawab Tian yang mulai agak takut karena baru sadar hanya tinggal mereka berdua cewek yang ada di sana, cewek-cewek yang tadinya ada beberapa, sudah pulang.
“kok buru-buru sih ?”.
“kalo kita anter..mau ya ?”.
“nggak usah..makasih..ayo, Ti…”. Mereka berdua buru-buru meninggalkan lapangan basket. Tomi dan Andri mengikuti Tian dan Sherly dari belakang. Sadar diikuti, Tian dan Sherly mempercepat langkah mereka. Tiba-tiba di persimpangan jalan, Tian dan Sherly dihadang 2 lelaki di depannya. 2 lelaki itu muncul dari balik pohon di dekat persimpangan.
“ee..eh nona-nona cantik ini mau kemana ?”, tanya cowok berwajah culun namun berbadan besar.
“iya nih, pada mau kemana ? malem-malem gini. mending ikut seneng-seneng ama abang nyook HAHAHA”.
“tolong jangan ganggu kami”, ujar Sherly yang menuntun Tian untuk menghindari 2 lelaki itu. Tentu, salah satu pria itu langsung menghalangi mereka.
“eh jangan buru-buru dong..kita nggak mau ganggu, cuma mau ngajak seneng-seneng aja. hehehe !!”.
“tolong lepasin kami !!”.
“LEPASIN !!”. Tian dan Sherly berusaha berontak untuk melepaskan diri, tapi 2 orang gadis ABG melawan cengkraman dan dekapan 2 orang lelaki dewasa yang berbadan besar tentu tak seimbang.
“WOII !!”, suara orang berteriak. Harapan singgah di hati Tian dan Sherly saat melihat Tomi dan Andri yang ternyata masih mengikuti mereka.
“TOLONG, TOM !!”.
“ANDRI, TOLONG !!!”. Andri dan Tomi mendekati mereka.
“eh bang Edi, darimana aja, bang ?”.
“tadi gue abis nyari jablay di pengkolan sono ama Tohar..”.
“iye, kite bedua nyari jablay..kagak ade yang cakep, eh di sini malah dapet neng-neng yang cakep gini KEKEKE !!”, ujar Tohar.
“AAAA !! HHEEGGHHH !!”, Sherly kesakitan saat Edi meremas payudaranya dengan sangat kasar.
“buset ini toket..kecil-kecil tapi empuk banget..manteb !! OOHH !!”.
“NNHHH !!”, remasan Edi terlalu kencang dan kasar bagai sedang meremas benda empuk. Padahal itu bukan benda empuk biasa melainkan sepasang payudara ranum milik seorang gadis ABG cantik bernama Sherly.
“kenapa ? lo berdua kaget ? nih abang bedua kenalan gue, mang enak lo..coba lo tadi kagak lari, kan tugas lo bedua cuma ngelayanin gue ama Tomi. sekarang lo juga mesti ngelayanin bang Edi n’ bang Tohar GWAHAHAHA !!!”.
“AAHH !! STOOP !!! EENGGHH !!!”, Tian juga merasa sakit, Tohar tanpa ampun meremas-remas payudaranya.
“ayo, bang, kita punya memek gratis malam ini”.
“memek cakep lagi GAKGAKGAKGAK !!”.
“BERHENTI !! POLISI !! DORRR !!”. Tohar, Edi, Andri, dan Tomi langsung lari terbirit-birit. Tian dan Sherly limbung dan terjatuh ke jalan. Mereka terselamatkan dari pemerkosaan.
“non Tian n’ non Sherly nggak apa-apa ?”.
“nggak apa-apa, Pak..”, jawab Tian setelah melihat Dadang yang memapahnya.
Dadanya masih sedikit sakit.
“ayo non Tian, non Sherly..kita ke mobil”. Suara polisi itu hanya rekaman saja dari hp Dadang. Keisengannya merekam suara polisi di sinetron waktu itu ternyata bermanfaat juga. Dadang membantu Tian dan Sherly berdiri. Mmm, benar-benar harum tubuh kedua gadis belia. Tak bisa dipungkiri, Dadang sangat menikmati aroma tubuh Tian dan Sherly saat memeluk mereka untuk membantu mereka berdiri. Untung aja, Pak Dadang dateng, pikir Tian yang bersukur Dadang datang tepat pada waktunya.
“Tian, aku pulang dulu yaa..Pak Dadang, Sherly duluan yaa..”, pamit Sherly yang telah diantar Dadang sampai ke rumahnya.
“iya, Sherl..”, jawab Tian singkat.
“iya non Sherly..”. Usai mengantar Sherly, Dadang dan Tian menuju rumah.
“non Tian nggak apa-apa ?”. Tian terlihat masih agak syok dengan kejadian yang baru ia alami.
“iyaa, Tian nggak apa-apa, Pak..”. Tian langsung menuju kamar begitu sampai di depan rumah. Tanpa ba bi bu, Tian langsung mengunci diri di kamarnya dan juga menutupi pintu berandanya.
“hhh..”. Tian tidur terlentang dengan kaki menyentuh lantai. Dirinya tak menyangka, sampai sekarang tak ada yang menyentuh payudaranya. Payudaranya yang masih dalam pertumbuhan, sangat ranum. Tian menangkup kedua buah daging kenyalnya itu. Cengkraman kasar preman tadi masih terasa sampai sekarang. Tian bingung, rasanya dia ingin sekali lagi merasakan remasan pada payudaranya. Tian menggeleng-gelengkan kepala, tak mengerti yang dipikirkannya sendiri. Tiba-tiba handphonenya berbunyi, tertera nama Sherly di hpnya.
“halo ?”.
“Ti, lo nggak apa-apa ?”.
“ng..”.
“lo nggak kenapa kenapa, kan?”.
“nggak, Sherl..”.
“oh syukur deh..”. Tian bingung, nada suara Sherly biasa-biasa saja, seperti tak terjadi apa-apa.
“lo ?”.
“ah gue nggak apa-apa, Ti..”.
“tapi gue ngerasa aneh, Sherl..”.
“aneh gimana ?”.
“kok gue masih kerasa ampe sekarang ? n’ kok gue malah pengen ngerasain lagi ?”.
“ya emang gitu, Ti..”.
“maksud lo ?”.
“ya gue juga pas pertama kali juga kayak gitu..”.
“ha ? gue gak ngerti ?”.
“ya pas gue ngerasain pertama kali toket gue diremes-remes yaa emang kayak lo perasaannya..”.
“jadi lo udah pernah ngerasain ?!”, Tian kaget dengan jawaban temannya.
“iyaa, tiap hari. nyokap gue selalu mijitin toket gue..”.
“kok ???”.
“nyokap gue bilang harus dipijit tiap hari biar ntar bagus..”.
“oh, gitu..jadi emang harus dipijit ya ?”.
“iya, Ti..tapi tetep aja tadi sakit juga ya, Ti. hahaha”. Mereka berdua mengobrol seperti biasa seolah tak sadar kalau mereka tadi hampir menjadi korban perkosaan yang marak di kota metropolitan ini. Usai bertelpon-telponan dengan Sherly, Tian masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh supaya tidurnya nanti malam bisa nyenyak setelah mengalami peristiwa yang tak mengenakkan di taman kota tadi. Tian memang enggan mengenakan bh dari dulu, tak heran ia hanya memakai celana dalam sebelum mengenakan baju setelah selesai mengeringkan tubuh. Dia menyalakan tv dan tidur santai di atas ranjangnya yang empuk, dia masih memikirkan kejadian tadi.
Dia malu sendiri, ternyata tanpa sadar ia menyukai payudaranya diremas-remas seperti tadi. Mata Tian pun terasa berat. Saat sedang setengah bangun setengah sadar, Tian merasa ada yang menindihnya.
“Pak Dadang ??!!”, Tian terkejut mengetahui siapa yang menindihnya.
“maaf, non..Pak Dadang udah gak tahan..hhh hhh”. Tian ketakutan, pandangan supirnya itu mengerikan seperti ingin memangsanya saja.
“jangan, Pak ! TOLOONG !!”. Dadang memegangi kedua tangan Tian, tapi tak membungkam mulut Tian.
“TOLOONGG !!! TOLOONGG !!”, Dadang tak mengindahkan teriakan Tian. Dadang malah mulai menciumi batang leher Tian membabi buta.
“jangan, Pak..tolong..emmm”. Tian tak bisa menghentikan serbuan mulut Dadang pada lehernya. Tubuhnya yang ditindih serta kedua tangannya yang ditahan Dadang membuat artis muda nan cantik itu tak berdaya melakukan perlawanan.
“ccupph cupphh cupphh”, kecupan bertubi-tubi dari Dadang jelas memberikan efek aneh yang mulai dirasakan Tian.

Pak Dadang

“jangaan Paakhhh…”, penolakan Tian semakin lemah, rasa hangat mulai menjalar di sekujur tubuhnya. Rasa hangat yang terasa menggelitik namun mengenakkan.
Tian tak kuasa menolak rasa itu apalagi Dadang mulai menjilati lehernya. Gemetar geli nikmat menjalar di sekujur tubuh Tian. Suatu sensasi yang baru dirasakannya.
“aahhh…hhhmmm…iihiihii..”, Tian terkekeh kegelian saat Dadang menjilati daun telinga kanan dan kirinya.
“mmpphhh eemmmhhh ccppphhh”. Dadang melumat bibir Tian habis-habisan. Tian pun gelagapan dicumbui Dadang, tapi matanya terpejam. Tian tak mau menatap mata Dadang secara langsung, dia malu karena tanpa sadar dia mulai menikmati ciuman itu. Secara refleks, tanpa disadari, Tian membalas pagutan Dadang. Lidahnya meng-counter lidah Dadang layaknya seorang yang ahli dalam berciuman. Dadang senang mendapat balasan dari Tian. Artinya dia sudah menguasai majikannya baik tubuh atau pikirannya. Dadang sudah bisa membayangkan nikmatnya tubuh majikannya yang selama ini menjadi fantasinya untuk masturbasi. Sambil tetap mencumbu Tian, Dadang mulai menggerayangi payudara Tian. Empuk sekali, seakan memegang bantal.
“uummm…”. Tunggu dulu, tak ada tekstur bh sama sekali di cengkraman tangan Dadang. Penasaran, Dadang langsung menyusupkan tangannya ke dalam kaos Tian dan terkejut ketika dugaannya benar. Tian memang tidak memakai bh. Dadang pun semakin semangat meremasi kedua buah payudara Tian. Empuk sekali dan ukurannya pun sangat pas dengan cengkraman tangannya.
“aaahhh mmmhhh Paaakkkhh uuummmhhh”. Dadang tak lagi mencium Tian, tapi asik meremasi payudara majikannya itu dengan kedua tangannya. Mencubit dan memilin-milin puting Tian yang menonjol di kaosnya. Dadang menyingkap kaos Tian ke atas.
“waah..”, Dadang terkesima dengan buah kembar Tian. Memang tidak terlalu besar, tapi terlihat sangat ranum sekali. Putih mulus dengan pucuk payudara berwarna pucat. Bagai bakpau yang baru matang, begitu mengunggah selera, siap untuk disantap.
“eemmm…”, Tian sedikit menggelinjang, Dadang memilin-milin kedua putingnya yang sudah mengeras dan menjadi sangat sensitif.
Perlahan tapi pasti, bibir Dadang mendekati ‘pucuk’ buah Tian.
“nyymmm…”.
“eemmm aahhh mmmm”. Tian menggelinjang kegelian dan keenakan. Baru sekarang mendapatkan rasa seperti ini, dia menyukainya. Dadang beringas menikmati payudara ranum itu. Diciumi, dijilati, dicupangi payudara Tian yang putih mulus itu. Bagai bayi kelaparan, Dadang menyedot kuat-kuat kedua puting Tian dan sesekali dikunyahnya karena gemas dengan kekenyalannya. Tian hanya bisa menggeliat dan mendesah sambil terus merasakan sensasi baru itu. Dadang menurunkan tangannya, menangkup daerah pribadi milik Tian, bergerak naik-turun untuk mengelus-elus vagina artis muda itu. Mulut Dadang bergerak turun sampai ke perut Tian, menciuminya dengan seksama. Dadang pun mencolok pusar Tian dengan lidahnya. Bakalan susah nih, pikir Dadang saat melihat celana pendek berbahan jeans yang dikenakan Tian. Tubuh Tian, dari payudara sampai ke perut berkemilauan, berkemilauan karena air liur Dadang.

Saat Dadang mau menarik celana Tian, tiba-tiba pinggul Tian terangkat sehingga Dadang mudah melucuti celananya. Dadang tersenyum, ternyata majikannya memang sudah berada di dalam kuasanya. Hal sama terjadi saat Dadang melucuti celana dalam Tian. Kayaknya non Tian emang udah ‘pengen’, pikir Dadang. Dadang terkesima dengan pemandangan yang ada di depan matanya. Sungguh putih mulus. Vagina Tian terlihat begitu indah, bibir kemaluannya masih menutup dengan sempurna. Bulu-bulu halus menghiasi bukitnya. Meski masih menutup mata, Tian sadar kalau bagian bawahnya sudah ‘terbuka’, secara refleks dia merapatkan kedua pahanya untuk menutupi daerah pribadinya. Dadang melebarkan paha Tian dan menggunakan kepalanya untuk mengganjal paha Tian agar tidak tertutup lagi.

“aaaahhh”, seketika tubuh Tian gemetar, listrik seakan menjalar di sekujur tubuhnya. Rasa itu terus berulang, rasa yang membuat nikmat. Tubuh Tian menggelinjang terus, kedua pahanya semakin merapat.
“aaahhh ooohhh mmmm aaaahhh”. Mau tidak mau, Tian membuka matanya.
Penasaran, rasanya begitu nikmat, dan selangkangannya semakin basah seiring dengan elusan benda yang hangat dan lunak.

“oohhh uuummmm”. Dengan mata sayup merasakan nikmat, Tian melihat kepala Dadang di selangkangannya. Benda lunak dan hangat itu terus mengusap-usap vagina Tian dan juga sering merogoh masuk ke dalam liang kewanitaannya, menyentuh bagian dalam vaginanya yang tentu menambah rasa nikmat. Secara alami, tubuh Tian bereaksi, kedua pahanya terbuka perlahan, semakin memberikan keleluasaan pada Dadang yang semakin gencar menyerbu selangkangan Tian. Tian terus mendesah dan menggelinjang keenakan. Sungguh sensasi yang luar biasa. Artis muda itu begitu pasrah pada rasa nikmat di selangkangannya, terlihat dari kedua pahanya yang sudah terbuka lebar.

“ooouuww UUUNNHHHH !!!”. Tubuh Tian menekuk ke atas, kedua pahanya menjepit kepala Dadang, dan kedua tangannya menekan kepala Dadang ke selangkangannya. Dengan senang hati, Dadang menyeruput habis cairan ‘murni’ vagina Tian tanpa disisakan sedikit pun.

Cairan vagina Tian yang sedikit tertinggal di dalam liang kewanitaannya pun dikorek habis oleh Dadang.
“hhh..hhh…”. Tian memandang wajah Dadang dengan mata sayu. Sementara Dadang memutarkan lidahnya di sekitar mulutnya sendiri seolah ingin memberi tahu Tian kalau rasa vaginanya sangatlah lezat. Dadang cepat-cepat melucuti celananya, semakin sempit rasanya karena burungnya sudah bangun sempurna, ingin segera mengunjungi celah sempit yang ada di hadapannya. Pandangan Tian terpaku pada benda yang ada di tengah-tengah paha Dadang. Benda tumpul yang mengacung tepat ke arahnya. Baru kali ini, ia melihat alat kelamin laki-laki secara langsung. Begitu menyeramkan bagi Tian melihat besarnya benda itu, tapi juga ada rasa penasaran di hati Tian. Apa jadinya jika benda itu masuk ke dalam rahimnya. Tentu di umur Tian yang sekarang, dia tahu kegunaan dari benda mengacung itu. Benda yang nantinya akan mengaduk-aduk liang kewanitaannya.

Benda yang merupakan lawan dari kelaminnya. Bisa disebut juga si ‘pembuat dede bayi’.
“ja..jaangan, Paak..toloong..”. Separuh pikirannya masih tak mau kehilangan keperawanannya, tapi separuh lagi ingin merasakan benda itu di dalam tubuhnya. Penis Dadang sudah semakin dekat dengan kemaluan Tian, bahkan sudah menempel dengan bibir vagina Tian.
“ja..jaang..heegghhh !!!”. Tanpa permisi, tongkat Dadang mendobrak masuk ke dalam vagina Tian. Amat pedih rasanya, seakan vaginanya terasa robek.
“ooouuggghhhh !!”. Sementara Tian sedang merasakan pedih yang teramat sangat, Dadang sedang kesusahan memasukkan organ kebanggaannya itu ke dalam tubuh artis cantik yang sudah terlentang pasrah. Merasa sudah tak bisa maju lagi, Dadang menarik sedikit penisnya. Lalu mendorongnya lagi perlahan. Terlihat lelehan cairan berwarna merah menjalar dari sela-sela bibir vagina Tian di sekujur batang Dadang yang menyumbatnya. Air mata meleleh keluar dari mata Tian. Air mata dari rasa pedih di vaginanya dan rasa sedih karena keperawanannya sudah direnggut oleh Dadang.
Berlawanan dengan Tian, Dadang merasa sebagai lelaki paling hebat dan paling beruntung sedunia. Tak perlu wajah tampan dan uang banyak, tapi dia bisa mendapatkan keperawanan dari seorang artis yang masih muda dan cantik seperti Tian. Akhirnya, seluruh batang Dadang telah tertanam di dalam liang kewanitaan Tian.
“hhh hhh hhh”. Nafas Tian terasa pendek, terasa penuh sesak di bagian bawah tubuhnya. Dadang sengaja diam agar Tian terbiasa dengan benda asing yang ada di dalam liang kewanitaannya.
“ooohh”. Dadang begitu menikmati hangatnya dan rapatnya liang vagina Tian. Burungnya serasa dicengkram kuat oleh dinding vagina Tian yang masih berdekatan jaraknya.
“mmmggghhh uuuwwwhhh”. Tian benar-benar tersiksa dengan gerakan ‘menyikat’ dari batang Dadang. Rasa pedih, perih, sakit, ngilu, semuanya bercampur jadi satu dan terpusat di bagian bawah tubuh Tian. Berbeda sekali dengan rasa enak dan nikmat saat Dadang ‘menyusu’ dan saat Dadang menjilati vaginanya, pikir Tian.
“uuhh enaak oohh sempiiit”. Berbeda dengan Tian yang meringis kesakitan, Dadang melenguh keenakan merasakan liang vagina Tian yang luar biasa.

“aaaaaahhh”. Kini Tian berubah jadi mendesah.
“aaahh ooohh uummhhh emmmhhh”. Hantaman-hantaman penis Dadang mulai terasa enak, Tian mulai menikmati hujaman benda tumpul di liang vaginanya. Dadang pun tersenyum saja sambil terus merojoki vagina Tian. Keduanya tak sadar kalau sudah cukup lama alat kelamin mereka bergesekkan, Tian dan Dadang begitu larut dalam nikmatnya persetubuhan. Kaki Tian pun sudah melingkar erat di pinggang Dadang. Dadang juga sudah memeluk Tian dengan erat agar tusukan penisnya bisa lebih dalam dan cepat. Semakin lama semakin nikmat rasanya, Tian merasa seperti di surga. Keduanya sama-sama bercucuran keringat, sama-sama terbakar birahi. Bukannya Tian tak sadar kalau dia sedang diperkosa, tapi rasanya terlalu nikmat untuk dihentikan.

“terusshh Paak !! OOOUUUHHH !!!!”, teriak Tian mendapatkan orgasmenya. Kukunya menancap di punggung Dadang.
“cllkk ccllkk ccllkk”.
Pompaan joystick (batang kebahagiaan) Dadang menimbulkan bunyi kecipak air, liang vagina Tian begitu becek tapi tersumbat oleh batang besar milik Dadang. Tian mendesah begitu lepas, desahannya benar-benar menggairahkan. Tak usah ditanya, terlihat jelas kalau Tian begitu keenakan vaginanya dirojoki Dadang. Dadang bertambah semangatnya, ada rasa bangga dan puas bisa membuat Tian begitu keenakan karena artinya dia melakukan tugasnya dengan baik yang tak lain dan tak bukan adalah membuat Tian keenakan dengan rojokan alat vitalnya. Nafas keduanya saling memburu, bibir mereka saling lumat melumat. Lidah mereka saling beradu.
“ooohh oohh aaahhh mmhh oowwhhh yeeaahh”.
“OOOKKHHHHH !!!!!”.
“PAAAAKKKHHHHH !!!!”. Keduanya sama-sama mengejang. Tian dan Dadang sama-sama mendapatkan orgasme yang benar-benar hebat. Tian merasa liang vaginanya begitu hangat dan seperti sedang disembur cairan hangat. Dadang menekan penisnya semakin dalam, sampai di ujung rahim Tian.
Semua mani yang ada di dalam kantung persediannya tumpah semua ke dalam rahim Tian. Sungguh puas rasanya bisa menyemprotkan spermanya ke dalam rahim wanita cantik, artis pula seperti Tian.
“ccrrt crrtt”. Lama kelamaan semburan sperma Dadang melemah hingga akhirnya berhenti total. Rahim Tian terasa begitu hangat, dan anehnya Tian menyukai perasaan ini, hangat dan nyaman. Dadang pun mencium mesra Tian dengan penuh perasaan. Beberapa menit berlalu, batang Dadang sudah lembek karena telah ‘kosong’. Tapi, mereka berdua masih asik bercumbu. Tiba-tiba Dadang melepas cumbuannya dan memunguti pakaiannya.

“kapan-kapan lagi yaa non Tian hehehe !!”. Setelah memakai pakaiannya, Dadang menuju ke beranda bukan menuju pintu. Rupanya dari sana ia bisa masuk, walau pintu terkunci. Tian terlalu lelah, matanya terasa berat sekali, dan akhirnya Tian tertidur. Esok hari, Tian terbangun karena alarmnya. Jam setengah 6 pagi.
“aww…”. Tian merasa ngilu di selangkangannya saat mau turun dari ranjang.
Dia langsung teringat kejadian tadi malam. Duduk di tepi ranjang dan memperhatikan alat reproduksinya. Bekas noda putih ada di bawah vaginanya. Ternyata, tadi malam memang benar-benar terjadi. Tian tak tahu harus bagaimana selanjutnya. Karirnya sebagai artis tentu dipertaruhkan jika cerita ini sampai terkuak, dan Tian tak tahu apakah kejadian tadi malam direkam oleh Dadang atau tidak. Tian berjalan menuju kamar mandi dengan sedikit tertatih menahan rasa ngilu. Mandi pagi tak merepotkan seperti pagi ini. Badannya terasa pegal, susah bergerak dengan rasa ngilu di selangkangannya. Dia pun harus membersihkan vaginanya dari sperma Dadang yang menggenangi rahimnya. Tian pun berusaha membetulkan cara jalannya sebelum bertemu Ijah.

“Mbok Ijah..Pak Dadang mana ? Tian mau berangkat nih ?”.
“nggak tau, non..belum dateng dari tadi..”.
“haduuh, Tian bisa telat nih..”.
“telpon aja, non..”.
“nunggu juga dong..yaudah Tian naik taksi aja deh, berangkat dulu yaa Mbok..”.
“ati-ati, non…”. Tian pun sampai ke sekolahnya, dan masuk ke dalam kelas.
Teman-temannya pun menyadari ada perubahan pada Tian. Biasanya Tian bawel sekali, tapi hari ini dia sangat pendiam.
“Tian, lo kenapa ? kok diem aja dari tadi ? biasanya lo bawel ?”, tanya Sherly.
“ah nggak apa-apa kok, Sherl…”.
“bener ? apa jangan..jangan gara-gara kemaren ?”.
“nggak, bukan karena kemaren..gue cuma lagi pusing aja kok, Sherl..”. Biasanya dia selalu cerita segalanya dengan Sherly, tapi untuk kali ini rasanya Tian tak bisa menceritakannya.

“kalo gitu kita ke kantin aja yuuk, biar lo bisa seger lagi..”. Tian mengangguk sambil tersenyum. Sherly tak tahu kalau sahabatnya itu sedang bingung bercampur sedih. Depresi dialami Tian seharian, dia bagai mayat hidup di sekolah. Tersenyum jika ada yang mengajaknya senyum saja. Sampai-sampai Tian tak sadar kalau rasa ngilu di selangkangannya sudah tak terasa. Di rumah pun juga tak membuatnya bersemangat. Orang tuanya juga baru kembali 8 hari lagi. 1 hari, 2 hari, 3 hari berlalu.
Tian sadar percuma baginya untuk meratapi kesuciannya, tak akan bisa ia dapatkan lagi keperawanannya. Tian pun bisa kembali ceria dengan caranya sendiri. Tapi, tetap saja hati Tian dag dig dug karena tak ada kabar dari Dadang, dia takut Dadang merekamnya malam itu dan telah menyebarkannya. Tiap malam, Tian selalu gelisah. Dan paginya, Tian selalu merasa pusing. Semakin menjadi di hari keempat ini. Begitu sampai di rumah, Tian langsung masuk ke dalam kamar, mengunci pintu, menyalakan ac, dan mengunci pintu geser menuju beranda kamarnya. Dia hanya istirahat sambil menonton tv sampai malam.
“aduh..kenapa sih…dari kemaren rasanya gak enak banget ni badan…”. Tubuh Tian terasa sangat tak nyaman, entah kenapa. Mungkin setelah mandi akan kembali terasa enak, pikir Tian. Dia keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar nan wangi. Handuk melilit di tubuh Tian. Baru saja keluar dari kamar mandi dan berjalan sedikit ke lemari untuk mengambil pakaian, tiba-tiba ada yang menyergapnya dari belakang.
“hehe non Tian apa kabar ? Pak Dadang kangen nih”. Darimana ia bisa datang, pintu dan beranda sudah terkunci.
“LEPASIN !!”. Tian berusaha melepaskan diri dari dekapan Dadang. Tapi, Dadang langsung mengambil gerakan antisipasi atau lebih tepatnya gerakan ‘menguasai’. Dadang langsung meremasi gumpalan daging Tian dengan kasar. Payudara ranum Tian memang benar-benar empuk dan sangat enak untuk dicengkram. Ciuman bertubi-tubi dilancarkan Dadang ke tengkuk leher Tian.

“aaahh..jangann, Paakhh…”. Seketika Tian seperti tak punya kemampuan untuk melawan. Dia menjadi lemah, tubuhnya seakan tak mau diperintah olehnya. Dan rasanya mulai lembap di ‘bawah’ sana. Dengan sekali sabetan, handuk Tian langsung melorot ke bawah. Kini, tubuh Tian sekali lagi berada di bawah kekuasaan Dadang. Terlihat dari kedua buah payudara Tian yang dimain-mainkan Dadang. Ternyata, memang sudah direncanakan Dadang untuk menghilang selama 4 hari sejak memperkosa Tian. Sebuah siasat Dadang untuk membuat Tian lebih mudah ‘dikuasai’. Selama 4 hari ini, Tian memang tak pernah penasaran dengan rasa nikmat sewaktu diperkosa Dadang.

Tapi akibatnya, Tian jadi mudah terangsang oleh sentuhan-sentuhan Dadang terutama pada daerah Vnya. Kali ini Tian lebih pasrah daripada sebelumnya, dia benar-benar menyerah pada kenikmatan yang diberikan Dadang. Malah, si tomboy nan cantik itu begitu meresapi sensasi nikmat saat Dadang menyusu padanya dan menggerogoti vaginanya. Malam itu, Dadang benar-benar menguasai Tian. Dia sangat leluasa menggeluti tubuh putih mulus Tian. Menikmati setiap jengkal tubuh Tian yang sedang ranum-ranumnya. Bukannya tak mau melawan, melainkan tak bisa. Tian tak berbuat apa-apa selain membiarkan tubuhnya ‘dimanipulasi’ oleh Dadang. Tubuh dan pikiran Tian merespon 180 derajat berlawanan dengan hati kecilnya, tapi Tian memang sudah tak bisa berpikir jernih, rasa nikmat sudah mengambil alih pikirannya. Bukanlah sebuah perkosaan yang terjadi malam itu, melainkan sebuah pergumulan yang begitu panas. Dadang, si supir tua yang jelek, tentu sangat bersemangat untuk mendapatkan kenikmatan dari tubuh putih mulus Tian.

Tapi anehnya, Tian, si artis muda yang berwajah cantik, malah merasa punya kewajiban untuk memberikan kepuasaan pada lawan mainnya itu. Desahan-desahan yang cukup kencang keluar dari mulut Tian, tapi Dadang tak khawatir. Dia mempunyai ajian. Ajian yang bisa membuat suara apapun di ruangan yang Dadang kehendaki sama sekali tak terdengar keluar sehingga dia tak khawatir desahan Tian terdengar oleh Ijah. Tak ada yang bisa menganggu acara ‘gulat’ mereka. Keduanya sama-sama asik melampiaskan hasrat dan nafsu yang begitu menggebu-gebu. AC yang berhembus memang dingin, tapi Tian dan Dadang malah bermandikan keringat. Jendela yang tertutup membuat kamar Tian begitu kental dengan aroma sex antara mereka berdua. Dadang mempratekkan segala macam posisi yang dia tahu untuk menyetubuhi Tian. Pukul 11.24 malam, Dadang menyemprotkan ejakulasi terakhirnya untuk malam itu ke payudara Tian.
Tian terkaget mendengar alarm hpnya. Sudah jam 5 pagi ternyata.
Tunggu, siapa yang menyetel alarm jam 5 ? Tian biasa memasang alarm jam setengah 6. Di saat itulah, Tian baru sadar kalau ada yang memeluknya dari belakang. Tian menengok ke belakang, dan benar, adalah Dadang yang memeluknya dari belakang. Wajah Tian memerah, rasanya sangat malu. Tak pernah dia bangun dan mendapati dirinya telanjang bulat dan dipeluk oleh lelaki. Apalagi kalau mengingat kejadian tadi malam, dia sama sekali tak pernah membayangkan kalau dia malah meminta Dadang untuk menggarapnya terus menerus. Tian bangun dari tempat tidur. Payudara, wajah, dan perutnya terasa lengket. Tentu rasa lengket itu disebabkan sperma Dadang. Baru saja membuka pintu kamar mandi, ada suara yang memanggilnya.

“non Tian mau mandi ya ?”, tanya Dadang yang baru bangun dan turun dari ranjang.
“Pak Dadang ikut dong..hehe..”. Dadang langsung mendekati Tian.
“ta..tapi, Paak..”. Tanpa bisa menyelesaikan kalimatnya, Dadang langsung menggendongnya ke dalam kamar mandi.
Baru kali ini, Tian mandi bersama seorang laki-laki. Tian benar-benar merasa malu, wajah merah seperti tomat. Dia malu karena dia tidak dalam keadaan terpaksa dan tidak terkena pengaruh obat, tapi dia tak menolak saat disuruh untuk menyabuni batang kejantanan seakan memang sudah kewajibannya melakukan hal itu.
“ayo non, sambil diurut biar otong Pak Dadang tambah gede. kan non juga yang seneng HAHAHA !!”. Mendengar hal itu, wajah Tian semakin merah. Tapi, entah kenapa, gadis belia itu tak merasakan marah, hanya malu saja. Tian tak menjawab, dia hanya diam sambil terus mengurut ‘kunci’ selangkangan Dadang. Nafsu Dadang pun kembali tinggi karena burungnya terus diurut Tian dan langsung menggarap Tian.
“non Tian..Pak Dadang tunggu di bawah yaa..”, ujar Dadang. Dia mencubit daging kembar Tian dengan gemasnya sebelum keluar dari kamar lewat beranda.
“hh…”. Tian menarik nafas dalam. Dia tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya. Tak hanya keperawanannya yang direnggut Dadang, tapi juga harga dirinya.
Harga diri sebagai seorang wanita yang masih belia dan berprofesi sebagai artis. Tian tak mengerti apa yang sedang terjadi, entah kenapa dia tak bisa melawan keinginan Dadang. Namun, memang tak bisa dipungkiri Tian, tadi malam memang tak bisa dilupakannya. Sebagai seorang wanita yang baru mengenal nikmat duniawi, tadi malam memang begitu ‘indah’ bagi Tian. Tian keluar kamar setelah selesai mengenakan seragam dan membereskan buku yang akan dibawanya.
“Mbok Ijah, Tian berangkat dulu yaa..”. Begitu keluar rumah melalu pintu depan, Tian langsung disambut dengan senyuman Dadang.
“ayo non..kita berangkat”. Sebelumnya Tian tak memperhatikan wajah Dadang, tapi kenapa wajah Dadang kini terlihat lebih menyenangkan bagi Tian. Tampan? bukan, wajah Dadang tidak terlihat lebih tampan di mata Tian. Entahlah, mungkin kharismatik. Tian dan Dadang berangkat menuju sekolah Tian.
“non Tian..tadi malem enak kan ? HEHE”.
“…”. Tian melengos ke kanan, wajahnya kembali memerah.
“kok diem aja ? bukannya non Tian keenakan tadi malem ? HAHAHA”.
“Pak…tolong jangan bilang siapa-siapa…”, pinta Tian dengan suara pelan. Dadang memperlambat mobil dan menepi ke pinggir jalan sebelum akhirnya berhenti. Dia menengok ke belakang dan memandang Tian.
“tenang, non..kalo sampe kebongkar, Pak Dadang juga bisa masuk penjara..Pak Dadang janji gak akan bilang siapa-siapa..”. Mau mengucapkan terima kasih, tapi aneh juga rasanya, pikir Tian yang akhirnya cuma mengangguk saja. Hari itu, Tian merasa lebih segar, kepala dan tubuhnya terasa enteng. Pusing dan rasa nyaman yang selama 4 hari kemarin dirasakannya, kini hilang sama sekali. Mungkinkah karena tadi malam ?, tanya Tian dalam hati. Malam hari, Tian sedang istirahat seperti biasa, menonton tv sambil bermalas-malasan di ranjangnya.

Dia memandangi pintu geser yang menuju beranda kamarnya. Bukankah kemarin ia telah mengunci pintu itu, tapi Dadang masih bisa masuk. Saat sedang bingung, suara terdengar dari pintu yang tertutup tirai itu.
“cek klek klek”. Tian membuka tirai, terlihat Dadang sedang jongkok. Rupanya begitu, Dadang mengakali lubang kunci pintu beranda dengan semacam peniti, jepit rambut, jarum, dan semacamnya seperti di film-film. Begitu terbuka, Dadang langsung masuk ke dalam kamar.
“non Tian, Pak Dadang numpang tidur di sini lagi yaa hehe..”. Dadang langsung melucuti pakaiannya hingga tinggal kolor saja dan tidur menyamping di ranjang Tian seolah kamarnya sendiri. Tian duduk di sisi tepi ranjang yang satunya.

“Paaakkhhh…”. Tak butuh hitungan menit, Dadang sudah berada di atas Tian dan sedang asik mencumbui gadis belia nan cantik itu dengan membabi buta. Tanpa disadari, malam itu, Tian mengukuhkan dirinya sendiri sebagai budak seks Dadang, supirnya. Secara resmi, Tian memang tak bilang kalau dia adalah budak seks.
Tapi, kalau dilihat dari mudahnya Dadang mengakses tubuh Tian, dan ketidakmampuan Tian untuk melawan keinginan Dadang, tak salah lagi kalau Tian sudah jadi budak seks Dadang sejak malam itu, tempat pelampiasan nafsu Dadang yang memang membutuhkannya karena dia sudah lama menduda. Sejak malam itu, Tian tak pernah mengunci pintu berandanya lagi. Dadang jadi mudah keluar masuk kamar Tian. Begitu beruntungnya Dadang, Tian kini melayaninya dengan sepenuh hati. Tian memang sudah takluk dengan keperkasaan Dadang di ranjang. Kini, tak ada yang bisa lebih membahagiakan Tian selain Dadang. Di pikiran Tian hanya memikirkan bagaimana membuat Dadang senang sebagai imbalan. Kemesraan itu terus berlanjut sampai orang tua Tian pulang. Meskipun begitu, Dadang tetap berani ‘mengunjungi’ Tian.
“jangan, Pak…papa sama mama Tian bisa denger..”, bisik Tian ke Dadang yang baru ‘sampai’ di beranda.
“rasss faaa sssaa hsss ysss”, Tian sama sekali tak mengerti desisan Dadang, tapi bunyinya seperti Parseltongue yang digunakan Harry Potter.
“nah sekarang non Tian tenang ajaa, gak bakal ada yang denger..”.

“ta..taapi, Pak..”. Dadang langsung menggendong Tian ke ranjang. Malam itu, Tian sedikit melakukan penolakan. Dia menjauhkan tangan Dadang yang selalu berusaha menggerayangi selangkangannya. Dia benar-benar takut, jika tiba-tiba ibu atau ayahnya bisa masuk ke dalam kamarnya dan mendapati dirinya sedang bermesraan dengan Dadang dalam keadaan bugil. Meski dia sudah mengunci pintu kamar, tapi tetap saja Tian merasa takut. Tian memang merasa cemas, tapi dia tak bisa begitu saja mengabaikan geli-geli nikmat yang ia rasakan. Dadang sedang menciumi leher Tian untuk merangsangnya.
“bener-bener ng..gak keedeng..ngeran kan, Pak ?”.

“iya non..seratus persen yakin hehehe..”. Akhirnya, Tian tak menghalangi tangan Dadan lagi yang sedari tadi ingin menggerayangi tubuhnya. Seperti yang dikatakan Dadang, orang tua Tian sepertinya tak tahu kalau anak mereka itu bergumul dengan supir mereka setiap malam hari tanpa terlewat satu hari pun.
Malam demi malam berlanjut. Kehangatan dan kemesraan mereka semakin memuncak. Tian dan Dadang lebih mirip pasutri dibandikan majikan dan supir. Tian merasa nyaman berada di dekat Dadang, tak ingin Dadang jauh terlalu lama, cemburu jika melihat Dadang berbicara dengan perempuan lain meski Ijah sekalipun, bahkan di sekolah, Tian selalu terbayang-bayang Dadang. Jatuh cinta dengan cara yang aneh dan tak di sengaja. Tian pun mau mengubah penampilannya menjadi feminim dan lebih sering mengenakan gaun. Gaya rambutnya pun diubah. Tian menjadi gadis feminim hanya karena Dadang, supir tua yang jelek yang memintanya. Memang, tak sepenuhnya karena Dadang. Kedua orang tua Tian memang sudah menyuruh Tian untuk merubah gaya penampilannya, namun Tian masih enggan. Tapi karena permintaan Dadang, Tian pun segera mengubah penampilannya. Mengapa gadis secantik Tian lebih menurut pada pria tua dan jelek seperti Dadang dibandingkan orang tuanya ?. Jawabannya mudah, rasa sayang dan cinta. Aneh ? pasti. Tidak wajar ? tentu. Bagaimana bisa Tian jatuh cinta dengan seorang Dadang yang jauh dari kata tampan, juga tak mendekati kaya raya. Kata orang, jika ada seorang wanita cantik jatuh cinta kepada pria yang jelek dan tidak kaya biasanya disebabkan kebaikannya. Tapi, Dadang ?. Tian tak mau ambil pusing, dia hanya menikmati hubungannya dengan Dadang sekaligus menerima takdirnya.

“tok ! tok ! tok !”.
“Tian !!”. Tian yang terkejut langsung memisahkan bibirnya yang tadi sedang menempel dengan bibir Dadang.
“gimana nih, Pak ??”. Tian terlihat panik.
“tenang aja, non..jawab aja, kan pintunya kekunci ini..”.
“iya, Mah ?!”.
“Tian !”. Dadang pun menon-aktifkan ajiannya.
“Tian !”.
“iya, Mah ?!”.
“ayo kamu makan malem dulu..di kamar aja dari pulang sekolah..”.
“iya, Mah sebentar lagi Tian turun..”.
“jangan lama-lama, udah ditungguin Papa di bawah..”.
“iya Mah..”. Ibu Tian turun ke bawah lagi tanpa pernah tahu kalau anaknya sedang asik bermesraan dengan Dadang tanpa mengenakan apapun.
“non Tian makan dulu gih..”, ujar Dadang sambil terus meremasi bongkahan pantat Tian.
“Pak Dadang mau dibawain makanan juga ?”.

“boleh non, hehe..”. Tian turun dari ranjang, mengenakan pakaiannya lagi. Tian mengemut permen yang diambilnya sebelum keluar kamar. Permen wangi untuk menghilangkan bau sperma yang ada di mulutnya. Usai makan malam bersama dengan orang tuanya, Tian pun kembali ke kamarnya dengan membawa makanan untuk Dadang (inspired by sis Yo’s story, Feby). Selesai makan, Dadang dan Tian menonton tv sambil sesekali melakukan foreplay ringan. Hanya 3 menit saja Tian bisa mempertahankan pakaian yang menempel di tubuhnya. Dadang dengan mudah dan leluasa menelanjangi artis belia itu. Sungguh malam yang penuh kehangatan. Penuh gairah dan hasrat, keduanya bercinta layaknya sepasang suami-istri yang sudah lama tak berhubungan intim.

Putri Titian, artis muda nan cantik yang dulu tomboy kini berubah menjadi feminim. Yang dulu lugu dan ceria kini jadi maniak seks. Di luar sana, banyak orang mengidolakannya dan berebutan ingin dekat dengannya, atau setidaknya berfoto bersama, dapat tanda tangannya, atau menjabat tangannya.

Tapi, Tian sendiri punya idolanya, tak lain dan tak bukan adalah Dadang, supir pribadinya yang telah memperkosanya namun tak ayal, telah memperkenalkan kepada Tian, kenikmatan surga duniawi. Kenikmatan yang telah membuat Tian sangat ketagihan digagahi Dadang. Tian dan Dadang, sepasang kekasih yang berbeda segala-galanya, mulai dari wajah, umur, dan harta benda. Namun, semua itu tak ada artinya, di atas ranjang, mereka berdua sama. Tian membutuhkan keperkasaan Dadang untuk merasa menjadi wanita seutuhnya, dan Dadang tentu membutuhkan Tian untuk melampiaskan nafsunya. Memang sebuah hubungan rahasia yang sangat ditutupi dengan rapat-rapat oleh Tian dan Dadang.

Putri Titian XXX

By Lucy →